Bagikan:

Stop Impor Belum Pengaruhi Nasib Petani Garam di Pamekasan

Pemberlakuan Keputusan Menteri Perdagangan Nomer 58 tahun 2012 tentang pembatasan impor garam belum menjamin memperbaiki nasib petani. Sejumlah petani garam di Madura mengaku belum merasakan dampak positif pembatasan impor itu.

NUSANTARA

Rabu, 06 Mar 2013 18:39 WIB

Stop Impor Belum Pengaruhi Nasib Petani Garam di Pamekasan

garam, pamekasan

Pemberlakuan Keputusan Menteri Perdagangan Nomer 58 tahun 2012 tentang pembatasan impor garam belum  menjamin  memperbaiki nasib petani.  Sejumlah petani garam di Madura mengaku belum merasakan dampak positif pembatasan impor itu. 

Munaji, salah satu petani  garam di Pamekasan, mengatakan saat ini harga garam lokal KW 1 memang berkisar di angka Rp 400 per kilogram. Namun penyerapan garam lokal oleh pengusaha garam belum maksimal, sehingga produksi dan pemasaran garam lokal belum maksimal.

Hal senada disampaikan Yoyok Efendi, pemerhati Garam Lokal Madura.  Yoyok bilang, untuk awal tahun 2013 memang belum terasa dampak kebijakan pengaturan impor garam tersebut.  Namun ia yakin paling cepat, pada panen akhir tahun 2013 akan ada perbaikan harga garam.
 
Ia menilai,  pasca dikeluarkan kebijakan Menteri Perdagangan itu sekitar 30 Juni 2012, perlu waktu untuk menghabiskan stok garam impor di Indonesia sebelumnya, yang diperkirakan mencapai 500 ribu ton lebih selama 2012.
 
“Kita tahu bahwa biang kerok terhadap harga garam lokal kita itu karena impor garam yang luar biasa, bahkan pada 2012 impor garam konsumsi mencapai sekitar 500 ribu ton lebih, maka harus di nol kan dulu stok garam impor itu,” ujar Yoyok.
 
Yoyok juga yakin, nasib petani garam akan lebih baik, asal Pemerintah juga konsisten terhadap regulasi/aturan yang telah mengatur soal impor garam konsumsi nasional tersebut.
 
“Jika stok impor tahun lalu habis maka garam lokal akan kembali bersaing dengan sistem pasar yang sudah berjalan karena pengusaha akan kembali melirik garam lokal, mudah-mudahan tahun 2013 ini ada perbaikan nasib petani dengan naiknya harga garam lokal,” papar Yoyok Efendi.

Sumber: Radio Karimata FM 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending