Bagikan:

Sipir dan Tahanan di Lapas Cebongan Perlu Penanganan Psikologis

KBR68H, Sleman - Trauma psikologis yang dialami sipir dan tahanan di Lapas Cebongan, Sleman harus segera ditangani. Pasalnya jika tidak akan berdampak pada kualitas kehidupan dan kinerja mereka.

NUSANTARA

Minggu, 24 Mar 2013 21:18 WIB

Sipir dan Tahanan di Lapas Cebongan Perlu Penanganan Psikologis

cebongan, sleman, sipir

KBR68H, Sleman - Trauma psikologis yang dialami sipir dan tahanan di Lapas Cebongan, Sleman harus segera ditangani. Pasalnya jika tidak akan berdampak pada kualitas kehidupan dan kinerja mereka.

Kepala Lembaga Pemasyarakatan Cebongan Sleman Sukamto Harto menyatakan penyerangan di lapas memang berdampak trauma psikologis pada sipir dan sejumlah tahanan. Ada 10 sipir yang terlibat perkelahian dalam tragedi itu dan puluhan tahanan lain melihat.

“Saya kini tengah memikirkan trauma psikologis para sipir kami. Karena khawatir ada rasa ketakutan secara terus menerus dan berdampak pada kinerjanya,” ungkapnya, kemarin.

Menanggapi hal itu Psikolog Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), Sriningsih menilai penanganan psikologis sipir dan tahanan penjara harus dilakukan karena jika tidak akan berdampak pada psikologi. Bahkan bisa berimbas terhadap kualitas kerja.

“Coba nanti yang mengalami kekerasan itu enam bulan ke depan. Jika tidak ditangani bisa menyebabkan penurunan pada kerjanya,” ucap dosen Fakultas Psikologi ini.

Karena itu salah satu langkah yang perlu dilakukan pihak lapas yakni memberikan psikoterapi kepada mereka terutama sipir yang mendapat perlakuan keras.

“Seberani apapun orang kalau berhadapan dengan situasi seperti tragedi Cebongan pasti menimbulkan stress dan rasa takut berkepanjangan,” imbuhnya.

Secara psikologis kasus tersebut juga berdampak pada sipir lain meski tidak terlibat kekerasan. Ia menyarankan agar melakukan relaksasi untuk menghilangkan kecemasan seperti perasaan deg-degan.

Sementara bagi tahanan juga perlu mendapatkan pendampingan psikologis terutama yang melihat atau mendengar secara langsung proses pembantaian terhadap empat tahanan.

“Terutama yang ada di sekitar TKP juga bisa menyebabkan trauma dan rasa takut. Karena itu perhatian psikologis juga perlu diberikan kepada tahanan,” kata dia.

Sumber: Radio Star Jogja

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending