Bagikan:

Pengusaha SPBU di Kulonprogo Sulit Jual Solar Non Subsidi

KBR68H, Wates - Ketua Asosiasi Pengusaha SPBU Kulonprogo Dalduri menyatakan pengurangan kuota solar bersubsidi yang dilakukan PT Pertamina berdampak cukup besar terhadap nilai keuntungan anggota di wilayahnya.

NUSANTARA

Senin, 25 Mar 2013 14:30 WIB

Pengusaha SPBU di Kulonprogo Sulit Jual Solar Non Subsidi

spbu, soalr, non subsidi

KBR68H, Wates - Ketua Asosiasi Pengusaha SPBU Kulonprogo Dalduri menyatakan pengurangan kuota solar bersubsidi yang dilakukan PT Pertamina berdampak cukup besar terhadap nilai keuntungan anggota di wilayahnya. Akibat pengurangan itu, potensi keuntungan yang dimiliki pengusaha berkurang.

“Kalau hitung-hitungan dagang jelas kami rugi karena potensi keuntungan jadi berkurang,” katanya, Senin (25/3/2013).

Ia mengungkapkan saat ini pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Langkah pengurangan kuota solar bersubsidi di DIY dilakukan pemerintah guna mendorong penggunaan solar non subsidi.

Untuk wilayah Kulonprogo, kata dia,  tingkat konsumsi solar bersubsidi mencapai empat hingga lima ton perhari. Sementara untuk penjualan solar non subisidi, baru mencapai 140 liter perhari.

“Kalau saat ini rata-rata stok solar di SPBU yang ada di jalan utama sekitar tiga ton. Kalau sudah habis, kami akan pesan di Pertamina tapi belum tentu hari ini langsung dikirim. Besok juga belum tentu. Semua tergantung kuota stok yang masih ada di sana,” tambah dia.

Menurutnya, saat ini pengusaha sulit mendongkrak penjualan solar non subsidi. Selain daya beli yang lemah, tidak adanya industri besar di Kulonprogo menjadi penyebab upaya peningkatan penjualan sulit dilakukan.

“Solar jenis itu pemakaianya terbatas. Ceritanya bisa lain kalau di daerah ini banyak industri besar yang gunakan solar non subsidi. Jadi setiap hari jumlahnya cuma segitu,” bebernya.

Sumber : Radio Star Jogja

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending