Bagikan:

Pengusaha Batik Termuda Pecahkan Rekor MURI

Manajer Museum Rekor Indonesia (MURI) Sri Widayati memberikan penghargaan kepada Ibnu Riyanto, seorang pengusaha muda yang pertama kali memulai bisnisnya di usia 17 tahun, atas prestasinya sebagai pemilik pusat belanja batik terbesar dan terluas (luas tan

NUSANTARA

Senin, 25 Mar 2013 17:28 WIB

Pengusaha Batik Termuda Pecahkan Rekor MURI

pengusaha batik, cirebon, rekor muri


Manajer Museum Rekor Indonesia (MURI) Sri Widayati memberikan penghargaan kepada Ibnu Riyanto, seorang pengusaha muda yang pertama kali memulai bisnisnya di usia 17 tahun, atas prestasinya sebagai pemilik pusat belanja batik terbesar dan terluas (luas tanah 12.000 m2, luas bangunan 9.000 m2) di usia termuda yakni 22 tahun

Penyerahan penghargaan ini disaksikan langsung Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Provinsi Jabar Netty Prasetiyani Heryawan, beserta Wakil Bupati Cirebon Ason Sukasa.


Dalam kesempatan ini Sri Widayati mengatakan, ini bukan pertama kali Cirebon mendapatkan penghargaan MURI, karena sebelumnya MURI telah memberikan penghargaan atas sejumlah prestasi diantaranya pembuatan topeng terbanyak (5.031 topeng), makan nasi Jamblang dengan peserta terbanyak (50.000 peserta), dan kegiatan makan tahu gejrot dengan peserta terbanyak (10.000 peserta).

Sementara Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengucapkan selamat kepada Ibnu Riyanto atas prestasi yang diraihnya dan mendorong pemuda menjadi pengusaha yang berhasil.

“Ini sesuai dengan visi misi Provinsi Jawa Barat, kedepan kita ingin menghadirkan pengusaha muda sebanyak-banyaknya.” Ia juga menyatakan dukungan kepada Cirebon menjadi pusat perbatikan di Jawa Barat.

Ibnu Riyanto merasa bangga atas penghargaan yang telah diraihnya. Ia berharap, perkembangan batik di Cirebon semakin maju serta anak-anak muda termotivasi menjadi pengusaha batik. Ia mengungkapkan, tahun 2013 ini berencana membuka pusat belanja batik di sejumlah daerah yakni Bandung, Balikpapan, Makasar, Yogyakarta dan Solo dengan konsep yang berbeda.

“Kita akan membuka pusat belanja batik dengan harga yang terjangkau agar bisa menyasar konsumen ke tingkat menengah dan tingkat bawah.”

Selain itu, saat ini ia telah bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Cirebon memberikan pelatihan serta memberikan kursus membatik di tingkat sekolah dasar, agar regenerasi pengrajin batik tetap terpelihara dan tidak punah. Ia mengakui, sangat sulit untuk mengajak anak muda berwirausaha khsusnya di bidang perbatikan, karena mereka merasa malu menggeluti usaha ini.

Sumber: radio Gratia Cirebon

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending