Bagikan:

Pengamat: Ada Dua Kekuatan Besar dalam Kasus Penyerangan Lapas Sleman

KBR68H, Sleman - Sosiolog Kriminalitas UGM, Soeprapto menilai terdapat dua kekuatan besar di balik tragedi penyerangan Lapas Sleman, yang merupakan buntut dari kasus Hugo

NUSANTARA

Minggu, 24 Mar 2013 21:24 WIB

Pengamat: Ada Dua Kekuatan Besar dalam Kasus Penyerangan Lapas Sleman

lapas, sleman, kekuatan besar

KBR68H, Sleman - Sosiolog Kriminalitas UGM, Soeprapto menilai terdapat dua kekuatan besar di balik tragedi penyerangan Lapas Sleman, yang merupakan buntut dari kasus Hugo’s. Seperti api dalam sekam, permasalahan ini bisa menjurus ke SARA jika tidak segera dilakukan penanganan.

“Ini bukan persoalan individu antara Sertu Santoso dan Yohannes tetapi ada pihak tertentu atau kekuatan dibaliknya,” katanya, kemarin.

Dosen UGM itu juga mengkritik pernyataan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen Hardiono Saroso yang mengatakan jika Sertu Santoso masuk ke dalam kafe menjalan tugasnya sebagai anggota TNI.

“Ada apa? mengapa perlu menugaskan anggotanya ke kafe? andai betul sedang bertugas lantas siapa yang akan diamankan? Apakah benar hanya untuk mengurangi premanisme? Sementara Yohannes sendiri kan juga pengaman hiburan malam,” imbuh Soeprapto.

Ia menduga kasus Hugo’s berhubungan dengan tragedi penyerangan Lapas Sleman. Keduanya juga berkaitan dnegan jasa keamanan hiburan malam.
“Di Jogja kan ada misalnya pihak ini wilayah Timur, Barat dan sebagainya,” tandas dia.

Ia menilai tragedi penyerangan Lapas Sleman telah menjadi tamparan bagi Polda DIY. Sejauh ini, lanjut dia, pertanyaan masyarakat tertuju pada pemindahan keempat tahanan ke Lapas Cebongan.

“Mengapa harus dititipkan? ini menjadi tamparan Polda DIY. Memang menitipkan bisa dilakukan kapan saja, tetapi Seharusnya kepolisian itu mengetahui kondisi tersebut,” ungkapnya.

Perihal pelakuu penyerangan, Soeprapto menilai para penyerang bukan saja orang terlatih. Akantetapi lebih dari itu tergolong Jibakutai atau pasukan berani mati.

“Bagaimana tidak berani mati, dia resikonya kan mati berhadapan dengan penjaga lapas,” kata dia.

Sumber: Radio Star Jogja

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending