Murid SMA Ahmadiyah Diintimidasi Sesat oleh Guru

KBR68H, Jakarta - Anak didik Sekolah Menengah Atas (SMA) penganut Ahmadiyah di Manislor, Kuningan, Jawa Barat masih diintimidasi. Mereka kerap disebut sebagai anak sesat oleh mayoritas guru di sana. Seorang jemaah Ahmadiyah, Uminah, mengaku banyak anak-anak jemaah Ahmadiyah di SMA depresi karena intimidasi tersebut. Mereka terpaksa berhenti sekolah karena tak tahan dihina guru dan teman-temannya. Sedang pihak sekolah membiarkan intimidasi ini terjadi.

"Ketika anak-anak kami meneruskan sekolah ke luar, yaitu ke SLA, ke Kabupaten dan ke kecamatan lain, anak-anak kami diintimidasi. Mereka dikatakan orang kafir dan orang sesat dan sebagainya. Dan itu bukan hanya temannya, tapi sama gurunya sendiri. Apalagi guru-guru agama itu sampai ada anak-anak sampai mogok sekolah karena dia tidak mampu menjawab ketika diintimidasi. Sehingga dia drop out dari sekolahnya," kata Uminah di Deklarasi Komunitas Korban Diskriminasi Agama dan Penganut Keyakinan di Hotel Ibis Jakarta, Senin (4/3).

Uminah menambahkan sejak tahun 1980 jemaah Ahmadiyah Kuningan membangun sekolah SMP khusus Ahmadiyah. Di sekolah itu anak-anak mereka menuntut ilmu. Sekolah khusus itu sengaja dibangun karena Pemkab Kuningan selalu mendiskriminasi para jemaah. Bahkan sebagian dari mereka tak diberikan KTP dan dilarang menikah secara hukum islam di Kantor Urusan Agama.