Bagikan:

Kereta Wisata Ambarawa Berhenti Beroperasi Sementara

Salah satu ikon wisata Kota Ambarawa, yaitu kereta uap, untuk sementara akan berhenti operasi mulai 1 April 2013 mendatang. PT KAI berencana mengadakan perbaikan total pada lokomotif tua, yang selama ini menemani wisatawan dalam jalur wisata Tuntang-Bedon

NUSANTARA

Rabu, 13 Mar 2013 13:56 WIB

Author

Aris Santoso

Kereta Wisata Ambarawa Berhenti Beroperasi Sementara

kereta wisata, ambarawa

Salah satu ikon wisata Kota Ambarawa, yaitu kereta uap, untuk sementara akan berhenti operasi mulai 1 April 2013 mendatang. PT KAI berencana mengadakan perbaikan total pada lokomotif tua, yang selama ini menemani wisatawan dalam jalur wisata Tuntang-Bedono. Demikian disampaikan Juru bicara Daops IV PT KAI Surono, melalui rilis yang diterima Portalkbr.com.

Menurut Surono, lokomotif uap yang akan mengalami perbaikan total adalah lokomotif uap seri B 25 dan B 51 buatan pabrik Maschine Fabrik Esslingen, Emil Kessler, Jerman tahun 1902. Perbaikan kereta api uap tersebut diperkirakan membutuhkan waktu satu bulan. Oleh karenanya, para wisatawan yang menginginkan pengalaman perjalanan menggunakan satu- satunya kereta uap yang melewati rel dengan lintasan bergigi di Indonesia, setidaknya  harus bersabar hingga bulan Mei 2013.

Dalam catatan Portalkbr.com, kereta wisata Ambarawa adalah KA lok uap bergerigi yang beroperasi di lintas Ambarawa-Tuntang-Bedono. Karena struktur geografisnya berada di daerah pegunungan maka  dikenal pula dengan sebutan Railway Mountain Tour. Pegunungan dimaksud adalah lembah hijau antara Gunung Ungaran dan Gunung Merbabu, yang dapat disaksikan sepanjang perjalanan.Selain lokomotifnya yang tua (Lok B2503), KA Ambarawa juga unik karena menggunakan kereta kayu CR 56-1 DAN CR 63-1.

Museum (merangkap stasiun) Kereta Ambarawa,  didirikan pada tahun 1873, awal mulanya bernama Willem I. Penamaan ini didasarkan pada nama raja Belanda pada saat itu. Pada bagian halaman stasiun banyak di tempatkan lokomotif tua yang sudah tidak beroperasi. Lokomotif ini digunakan sejak zaman Perang Dunia I dan II. Ketika itu lokomotif ini banyak digunakan untuk kepentingan militer. Sekitar 21 lokomotif terpajang di sana dengan apik dan terawat.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending