Bagikan:

Hari Tanpa Bayangan di Pontianak

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Pontianak tidak akan menggelar acara seromoni untuk menyaksikan hari tanpa banyangan atau peristiwa kulminasi matahari tugu khatulistiwa yang jatuh pada tanggal 21 hingga 23 Maret mendatang.

NUSANTARA

Rabu, 06 Mar 2013 20:10 WIB

Author

Radio Volare

Hari Tanpa Bayangan di Pontianak

tanpa bayangan, pontianak, khatulistiwa

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Pontianak tidak akan menggelar acara seromoni untuk menyaksikan hari tanpa banyangan  atau peristiwa kulminasi matahari tugu khatulistiwa yang jatuh pada tanggal 21 hingga 23 Maret mendatang.

Kepala Disbudpar Kota Pontianak, Hilfira Hamid  menjelaskan peristiwa hari tanpa bayangan ini terjadi dua kali dalam setahun, yakni pada bulan Maret dan September. Jadi untuk bulan Maret perayaannya untuk masyarakat umum, sedangkan yang jatuh pada bulan September akan diadakan kegiatan serimonial untuk menyaksikan peristiwa hari tanpa bayangan.

Meskipun kegiatan tersebut tidak ada seremonialnya bukan berarti tidak ada serangkaian kegiatan budaya dan wisata, hingga saat ini pihaknya telah berkomunikasi dan melakukan persiapan dengan melibatkan beberapa  komunitas, Dewan Kesenian Kota Pontianak, Persatuan Hotel dan restoran Indonesia (PHRI), Asita, serta dengan  lurah dan masyarakat setempat untuk melakukan beberapa kegiatan terkait peristiwa hari tanpa bayangan, selama 3 hari mulai 21 hingga 23 Maret ini.

Selanjutnya Hilfira menambahkan, pihaknya hanya menggelar  beberapa aktivitas di kegiatan tersebut misalnya menyajikan beberapa kios kios untuk kuliner serta hiburan untuk musik-musik tradisional. Dan puncak pada tanggal 23 itu baru diadakan berbagai macam kesenian.  Namun tanggal 21 dan 22 Maret, pihaknya melibatkan anak-anak jalanan.

Sumber: radio Volare

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending