Bagikan:

Feeder Busway Bekasi Terus Merugi

Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) atau feeder busway Bekasi, khususnya trayek Bekasi-Terminal Pulogadung, sejak diluncurkan akhir April lalu, masih terus merugi.

NUSANTARA

Selasa, 12 Mar 2013 14:40 WIB

Author

Aris Santoso

Feeder Busway Bekasi Terus Merugi

Feeder Busway Bekasi

KBR68H, Bekasi - Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) atau feeder busway Bekasi, khususnya trayek Bekasi-Terminal Pulogadung, sejak diluncurkan akhir April lalu,  masih terus merugi.

Dalam pantauan KBR68H, dalam sekali perjalanan, jumlah penumpang paling banyak lima orang, termasuk dalam jam-jam sibuk. Untuk menyiasati agar calon penumpang tertarik, pengemudi feeder busway biasa mengambil penumpang di halte tidak resmi, seperti di depan kampus BSI (Bina Sarana Informatika), Jalan Cut Mutiah, Kota Bekasi.

Kondisi tersebut membuat Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD), yang menjadi operator APTB terus  menanggung kerugian. Menurut Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi Supandi Budiman, kerugian yang ditanggung PPD untuk menutupi operasional APTB setiap harinya mencapai Rp 6 juta.

Meski demikian, belum ada upaya tambahan dari Pemerintah DKI Jakarta yang berkepentingan mengurangi jumlah kendaraan masuk dari wilayah sekitarnya itu untuk meningkatkan jumlah penumpang APTB. Sosialisasi hanya dilakukan Dishub Kota Bekasi, melalui siaran di radio lokal dan pemberitahuan rutin di terminal.

Rencana semula Pemkot Bekasi akan mengoperasikan tiga rute APTB, masing-masing menuju Pulogadung, Kampung Rambutan, serta Harapan Indah-Pulogadung. Rute Bekasi-Pulogadung telah diluncurkan lebih dulu pada akhir April 2012. Faktor sepinya penumpang ini pula yang menjadi penyebab ditundanya pengoperasian rute Bekasi-Kampung Rambutan. Selain itu, rute Kampung Rambutan sempat diprotes manajemen Mayasari Bakti, karena rutenya bersinggungan.

Terkait rencana pengoperasian kembali APTB rute Bekasi-Kampung Rambutan, pengamat transportasi Yayat Supriatna, saat dihubungi PortalKBR,  mengingatkan, agar persiapan ke arah sana benar-benar matang, jangan sampai mengulang pengalaman sebelumnya, di mana APTB Bekasi sempat berhenti beroperasi karena protes dari angkutan umum lain, yang lebih dahulu beroperasi di jalur yang sama. “Mereka selama ini sudah kesulitan mencari penumpang, kemudian ada pesaing di rute yang sama, jelas  mereka merasa terancam,” tambah Yayat.

Selama ini sudah  bus Mayasari Bakti yang secara reguler melayani trayek Bekasi-Kampung Rambutan. Sehingga perlu diambil langkah bijaksana untuk menghindari bentrokan antarawak bus di lapangan. Yayat mengusulkan, agar para pengusaha bus dilibatkan dalam konsorsium, jangan hanya dimonopoli PPD. “Ini seperti model pengelolaan busway di Jakarta, yang merupakan konsorsium, agar pengusaha bus itu juga merasa memiliki APTB,” tambah Yayat.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending