KBR68H, Mataram - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah (Loteng) dan Lombok Timur (Lotim) diminta untuk menghentikan saling claim terhadap even Bau Nyale.
Core event Bau Nyale dengan legenda putri Mandalika di Loteng sudah tercatat dalam event of calendar NTB dan nasional. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) juga setiap tahun menganggarkan untuk pelaksanaan event tersebut. Dengan demikian, sudah jelas Bau Nyale itu ikon Loteng.
“Kami minta tidak usahalah diperpanjang saling klaim antara Pemkab Loteng dan Lotim terkait Bau Nyale. Nyale itu memang sudah melegenda dengan cerita putri Mandalika di Pantai Seger, Loteng. Jadi memang itu sudah ikon sejak dulu. Kami dan pusat juga sudah memasukkannya menjadi event of calendar pariwisata NTB dan nasional," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB H. L. Gita Aryadi, Jum'at (8/3).
Gita menuturkan, adanya Festival Kaliantan di Lotim selama 2 tahun terakhir patut juga diapreasi sebagai semangat yang tinggi dalam berkreasi menciptakan dan meningkatkan event di NTB. Festival Kaliantan merupakan event yang penuh dengan berbagai lomba traditional dan didalamnya dikemas adanya acara Bau Nyale. Sementara, event Bau Nyale di pantai Seger, Loteng, merupakan acara ritual budaya Bau Nyale. Isi acara itu berkaitan dengan legenda putri Mandalika, seperti parade seni budaya, pemilihan Putri Mandalika, tari kolosal Mandalika dan sebagainya.
Melihat konten yang berbeda dari kedua acara tersebut, lanjut Gita, maka tidak ada yang mesti diributkan, karena memiliki karakter masing-masing. Event dengan icon yang sama Nyale, tapi dikemas dengan acara berbeda itu sah-sah saja. Apalagi ke depan misalnya, di pantai Selong Belanak Loteng diadakan Festival Kuliner Nyale. Lainnya di Dompu, Sumbawa Barat, Sekotong juga menggelar event yang beda dengan memanfaatkan Nyale akan lebih semarak lagi.
"Jadi masing-masing daerah punya karakter tersendiri dengan memanfaatkan Nyale. Sama halnya dengan pedagang nasi puyung, nasi kebuli, nasi campur dan lainnya yang memanfaatkan nasi. Nah, disitulah wisatawan bisa memilih, apakah mau melihat ritual Nyale di Loteng, lomba traditional di Lotim, kuliner dan lain sebagainya. Dengan demikian, eventnya lebih variatif," tegasnya.
Sumber: Global FM Lombok
Recent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai