Bagikan:

Bupati Mentawai Geram, dengar warganya masih doyan mengkonsumsi penyu

Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet merasa geram terhadap warganya masih "doyan" mengkonsumsi penyu beracun yang berisiko menyebabkan kematian.

NUSANTARA

Senin, 18 Mar 2013 10:53 WIB

Bupati Mentawai Geram, dengar warganya masih doyan mengkonsumsi penyu

Bupati Mentawai, penyu

KBR68H, Mentawai - Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet merasa geram terhadap warganya masih "doyan" mengkonsumsi penyu beracun yang berisiko menyebabkan kematian.

Padahal sejak terjadinya kasus kematian tiga orang warga Dusun Sakicik, Kecamatan Sipora Selatan pada tahun 2012 lalu, Dinas kesehatan dan Dinas Kelautan Perikanan Mentawai telah gencar melakukan kampanye dan sosialisasi melarang warga Mentawai mengkonsumsi penyu. Namun, faktanya kejadian itu terulang kembali pada warga Dusun Betumonga, Kecamatan Sipora Selatan, ada 32 pasien yang mendatangi RSUD Mentawai untuk memeriksakan diri akibat keracunan usai makan penyu tersebut.

”Kasus penyu ini sebenarnya sudah tidak asing lagi di Mentawai. Sebab, hampir setiap tahunnya terjadi. Dan warga sendiri pun sudah mengetahui dampak dari makan penyu, tapi nyatanya mereka juga tidak berhenti makan penyu. Kita heran dan geram jadinya,” kata Yudas dengan geram saat menjawab pertanyaan wartawan.

Yudas membenarkan, kasus keracunan akibat mengkonsumsi penyu itu telah menimpa sebanyak 32 warga Dusun Betumonga, Kecamatan Sipora Selatan pada Rabu (16/3). Namun dari 32 warga yang keracunan itu, hanya satu warga yang kritis dan mendapatkan rawat inap di RSUD Tuapejat, sementara selebihnya sudah diperbolehkan pulang.

Menurut Yudas, Daerah Betumonga memang banyak penyu dan oleh Pemkab bakal dijadikan sebagai area kawasan konservasi budidaya penyu. Namun karena di kawasan tersebut banyak terdapat penyu, warga sangat mudah untuk mengambil untuk dikonsumsinya.

”Di Betumonga itulah tempat bertelur ratusan penyu. Sebab, Pemkab Mentawai sen¬diri sudah merencanakan bahwa kawasan itu memang akan dijadikan tempat per¬lindungan populasi penyu, sehingga kalau musim bertelur bisa dijadikan nilai tambahan wi¬sata domestik,” ujarnya.

Yudas mengakui, sejauh ini Pemkab Mentawai belum melakukan tindakan tegas ter¬hadap warga menangkap dan mengkonsumsi penyu. Sebab, penyu merupakan makanan warisan nenek moyang bagi orang Mentawai.

”Saya ceritakan ya, dulu penyu itu tidak ada yang beracun, tapi sekarang entahlah, kok jadi ada racunnya. Selain itu, penyu itu bagi orang Mentawai merupakan makanan punya gensi tinggi di mata sosial. Sebab kalau kita dapat penyu, maka akan bangga karena bisa memberi makan orang satu kampung. Kalau kita tindak tegas atau buat perda dan langsung dipenjara setiap orang yang menagkap penyu, nanti katanya melanggar hak asasi orang. Jadi, memang agak susah masalah penyu ini, tapi nantilah masalah penyu akan segera kita atasi dengan melakukan kampanye rutin," pungkasnya.

Sumber: Radio Sasaraina

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending