KBR68H, Banjarnegara – Aroma belerang di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah meluas. Aroma pekat ini tercium sejak Kamis petang kemarin. Kepala Desa Sumberejo, Ibrahim mengatakan, aroma belerang tercium hingga tiga dusun yakni Dusun Simbar, Serang dan Simbarejo Lor. Aroma belerang cukup meresahkan sebagian warga khususnya para manula. Meski begitu, dia mengaku belum menerima adanya laporan warga yang mengalami gangguan pernapasan
“Kalau habis hujan bau belerang tercium. Setiap kali hujan seperti itu. Kalau di Diengnya itu memang bau belerangnya seperti itu, tapi kalau di Sumberejo, belerang jarang tercium sampai pemukiman. Karena aktifitas Timbang saja ini. karena tidak pernah bau seperti ini, tiba-tiba ada bau belerang ya otomatis warga jaga-jaga seandainya ada peningkatan. Lebih waspada lagi,” kata Ibrahim.
Terkait kondisi tersebut, Prakirawan Kantor Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap, Teguh Wardoyo menjelaskan, hujan ringan hingga lebat memang masih berpotensi terjadi setidaknya sampai sepekan ke depan. Bukan hanya di dataran tinggi Dieng, tetapi juga hampir merata di wilayah pegunungan Jawa Tengah.
PVMBG menaikan status Gunung Dieng dari normal menjadi waspada pada 12 Maret 2013. Penaikan status gunung dipicu meningkatnya konsentrasi gas beracun CO2 yang keluar dari Kawah Timbang.
Menurut PVMBG, konsentrasi gas sudah berlebihan dan tidak baik untuk kesehatan warga. Karena itu PVMBG menghimbau masyarakat tidak berkegiatan di radius 500 meter dari Kawah Timbang. Warga juga diminta waspada jika menggali tanah hingga kedalaman 1 meter lebih.
Bau Pekat Belerang Mulai Ganggu Warga Dieng
Aroma belerang di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah meluas.

NUSANTARA
Jumat, 15 Mar 2013 19:35 WIB


Dieng
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai