KBR68H, Jakarta – Sekitar 200 warga Desa Lidi yang terkena hujan abu vulkanik dari Gunung Rokatenda di Pulau Pele, Nusa Tenggara Timur menolak mengungsi. Mereka menolak dievakuasi karena ingin menjaga harta dan benda di rumahnya.
Keinginan warga untuk bertahan dikabulkan pemerintah karena Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yakin hujan abu vulkanik tidak berbahaya. Sementara, Kepala BPBD NTT Tini Thadeus mengatakan 2000 warga Desa Lidi lainnya sudah dievakuasi ke sejumlah daerah di Kabupaen Ende, seperti di Kecamatan Maumere dan Mourele.
“Memang ada yang jaga rumah, anak-anak muda yang jaga rumah disuruh oleh keluarganya. Menurut keterangan camat ada sekitar 200 orang. Tiap-tiap rumah dijaga satu orang. Iyah di Desa Lidi itu,” ujar Tini Thadeus saat dihubungi KBR68H.
Kepala BPBD NTT Tini Thadeus menambahkan BPBD telah memberikan bantuan berupa beras dan bahan-bahan pokok kepada pengungsi di Maumere dan Maorele melalui posko bantuan yang telah dibangun sejak Oktober tahun lalu. Sebelumnya, Gunung Rokatenda kembali meletus. Letusan abu vulkanik itu terjadi pagi tadi Waktu Indonesia Tengah (WITA) dan mengeluarkan asap letusan dengan ketinggian 1500-2000 meter.
200an Korban Letusan Rokatenda Menolak Dievakuasi
Sekitar 200 warga Desa Lidi yang terkena hujan abu vulkanik dari Gunung Rokatenda di Pulau Pele, Nusa Tenggara Timur menolak mengungsi.

NUSANTARA
Senin, 11 Mar 2013 18:19 WIB


Rokatenda
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai