Bagikan:

Namanya Disebut di Film Dirty Vote, Ini Tanggapan Pj Gubernur Jabar

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin menanggapi namanya yang disebut dalam film dokumenter Dirty Vote, terkait upaya mencurangi Pemilu 2024.

NUSANTARA

Senin, 12 Feb 2024 18:53 WIB

Namanya Disebut di Film Dirty Vote, Ini Tanggapan Pj Gubernur Jabar

Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin. (Foto: Humas Pemprov Jawa Barat)

KBR, Bandung - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengklaim dirinya sebagai aparatur sipil negara (ASN) yang netral.

Klaim itu ia sampaikan saat dikonfirmasi soal namanya yang disebut dalam upaya mencurangi Pemilu 2024 di film dokumenter Dirty Vote.

Bey mengatakan menjadi Pj Gubernur Jawa Barat merupakan penunjukan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Namun, soal netralitas telah dijalankannya sejak dari dulu.

"Kami ASN, TNI, Polri tidak mau berkomentar karena kami netral. Dan terkait saya disitu bahwa memang betul saya dari Sekretariat Presiden. Tapi saya itu netral sejak awal dan tidak pernah berpihak. Jadi ya silahkan teman-teman lihat kapan saya berpihak pada pihak tertentu. Saya netral dari awal, tolong tunjukan bahwa saya tidak netral dari awal," ujar Bey usai acara Apel Pergeseran Pasukan dan Patroli Gabungan Terpadu dalam rangka Pengamanan Pemilu 2024 Wilayah Provinsi Jawa Barat di depan Kantor Gubernur, Bandung, Senin (12/2/2024).

Baca juga:


Dalam film Dirty Vote, Bey diduga menjadi kaki tangan Joko Widodo untuk memenangkan salah satu calon presiden dan wakil presiden, karena pernah menduduki jabatan sebagai Kepala Biro kesekretariatan Presiden di 2016 dan kemudian menjadi Deputi Sekretariat Presiden di 2021.

Itu dikatakan oleh Pakar Hukum Tata Negara, Feri Amsari. Feri menjelaskan kejanggalan yang terjadi dalam penunjukan penjabat gubernur oleh Jokowi.

Menurut Feri, Presiden berwenang menunjuk penjabat gubernur sekaligus memberi pengaruh luar biasa dalam penunjukan pejabat bupati dan wali kota.

"Gambaran ini menunjukkan sebaran penunjukan pejabat bupati, wali kota, sekaligus gubernur di seluruh Indonesia. Hanya saja, kalau kita lihat peran dari Pak Tito karnavian sebagai Mendagri dan restu dari Presiden dalam penunjukkan pejabat kepala daerah pada dasarnya mereka tidak mematuhi putusan Mahkamah Konstitusi," kata Feri dalam film Dirty Vote.

Selain Bey, disebutkan juga Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, yang merupakan Kepala Kesekretariatan Presiden di 2017.

Ada juga Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana, yang pernah menjadi Kapolresta Surakarta tahun 2010, saat Jokowi menjadi Wali Kota Solo.

"Lalu ada peristiwa unik, misalnya dalam penunjukan Gubernur Aceh, Ahmad Marzuki. Beliau berdinas di kemiliteran, lalu ditarik ke Kementerian Dalam Negeri. Tiga hari setelah penarikan, beliau langsung ditunjuk menjadi pejabat Gubernur," jelas Feri.

Dirty Vote merupakan sebuah film dokumenter yang mengungkap dugaan kecurangan 2024, disutradarai oleh jurnalis Dandhy Dwi Laksono.

Film dokumenter ini berisi tiga pandangan dari ahli hukum tata negara antara lain, Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar. Film ini tayang di akun YouTube Dirty Vote pada Minggu (11/2/2024).

Baca juga:


Editor: Agus Luqman

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending