KBR, Bandung - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat menganggap seluruh daerah di Kota Bandung tak layak dibangun pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). Sebab Bandung sudah dipadati pemukiman. Menurut Deputi organisasi lingkungan hidup, Walhi Jawa Barat, Dwi Retnastuti, apapun bentuk pengolahan sampah ini, seperti dibakar atau diolah dengan menggunakan bakteri (biodegester) tetap akan berdampak pada lingkungan.
"Sampah, apapun itu, bukan barang yang sehat. Satu sisi adalah tidak menuju sehat. Karena dengan menggunakan biodegester juga, kalau dikelola dengan benar tidak akan ada penumpukan sampah. Kemudian kondisi pengangkutan truk sampah di Kota Bandung. Kita bisa melihat kondisi truk nya seperti apa," ujarnya di Bandung, Minggu (20/2).
Dwi Retnastuti menambahkan, selain perlu mempertimbangkan kelayakan kendaraan pengangkut, rute kendaraan pengangkut sampah pun perlu menjadi perhatian.
Meski begitu, ia mengapresiasi pengelolaan sampah menggunakan biodegester. Pengolahan dengan cara ini dianggap lebih ramah terhadap lingkungan dan cukup efektif memusnahkan ribuan ton sampah per harinya di ibu kota provinsi Jawa Barat ini.
"Biodegester itu adalah semacam penangkapan gas metannya ya. Nanti dia bisa dijadikan listrik. Jadi dia tidak pakai dibakar. Dengan menggunakan bakteri, sampahnya kemudian dihancurkan sehingga nanti dihasilkan sebuah gas. Gas ini nantinya akan ditangkap kemudian dialirkan ke sebuah pipa, kemudian diubah menjadi listrik itu bisa dilakukan juga. Itu usul perbedaan mendasarnya, yang satu dibakar, yang satunya tidak," tambahnya.
Rencananya, lokasi pembangunan pabrik sampah penghasil listrik ini akan didirikan di dekat pemukiman warga dan bersebelahan dengan Stadion Olahraga Gede Bage yang kini sedang diperbaiki.