KBR68H, Balikpapan - Negosiasi antara Pemerintah Kota Balikpapan dengan PT Virginia Indonesia Company (VICO) terkait pengelolaan sumur gas Lamaru dipastikan gagal. Juru bicara Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Elan Biantoro mengatakan, negosiasi soal harga antara kedua belah pihak tidak menemui kesepakatan.
Sebab VICO tetap bersikukuh menjual di angka USD 10 per Million Metric British Thermal Unit (MMBTU). Sedangkan Pemkot Balikpapan hanya mampu di angka USD 8 MMBTU. Karenanya kata dia, Pemkot Balikpapan kini beralih melirik ladang sumur gas PT Chevron, terutama yang berada di wilayah Balikpapan.
"Kayaknya ada deadlock disitu, perbedaan harga yang terlalu jauh ya, 8 MMBTU versus 10 MMBTU kan jauh itu, mau ketemu di tengah-tengah juga susah, 9 MMBTU itu susah. Dapat 30 MMSCF (Million Standard Cubic Feet) atau Juta Standar Kaki Kubik saja dari ladang gas milik Chevron sudah oke, 30 MMSCF itu bisa menghasilkan lebih dari 130 megawatt," kata Elan Biantoro (20/2).
Sebelumnya Pemkot Balikpapan berencana mengelola sumur gas Lamaru milik VICO untuk memenuhi kebutuhan listrik di kota itu hingga 5 ribu pelanggan khususnya dikawasan Balikpapan Timur.
Pemkot Balikpapan pun sudah menyiapkan dana sekitar Rp 60 miliar untuk membangun jaringan gas hingga ke lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas milik PLN. Namun perusahaan VICO meminta harga lebih tinggi dari kemampuan pemerintah kota Balikpapan.
Editor: Quinawaty Pasaribu