Bagikan:

Sosialisasi Pencegahan Kabut Asap di Riau Gagal

KBR68H, Jakarta - Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) menuding pemerintah Riau tidak bisa bekerjasama dengan warga untuk urusan pemadaman kebakaran hutan dan lahan di provinsi itu.

NUSANTARA

Jumat, 28 Feb 2014 15:22 WIB

Sosialisasi Pencegahan Kabut Asap di Riau Gagal

hutan, titik api, riau, kabut, asap

KBR68H, Jakarta - Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) menuding pemerintah Riau tidak bisa bekerjasama dengan warga untuk urusan pemadaman kebakaran hutan dan lahan di provinsi itu. Koordinator Jikalahari Muslim Rasyid mengatakan, kebakaran hutan semakin parah karena pemerintah tidak mensosialisasikan upaya pencegahan hingga ke tingkat desa. Akibatnya, pihak desa juga tidak melaporkan siapa pihak yang sedang membuka lahan dengan melakukan pembakaran.

"Seharusnya tidak mesti tanggap darurat gitu. BMKG itu sebenarnya ketika masuk rawan kebakaran dia punya peta daerah rawan terbakar, dia punya peta itu. Jadi seminggu sebelum itu, BMKG sudah punya itu dan itu disebarkan kepada instansi terkait. Nah harusnya informasi ini kan informasi penting, itu harus dikoordinasikan sampai level terbawah. Ini yang menurut kita tidak jalan. Jadi informasi yang didapat hanya sekadar informasi tapi tidak pernah ditindaklanjuti," jelas Koordinator Jikalahari, Muslim Rasyid saat dihubungi KBR68H, Jumat (28/2).

Koordinator Jikalahari Muslim Rasyid mendesak pemerintah bekerja lebih cepat pascapenetapan status tanggap darurat asap dua hari lalu. Bahkan menurut Muslim, belum ada perubahan yang signifikan sejak penetapan darurat asap. Hingga saat ini tercatat lebih dari 22 ribu warga terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) karena asap kebakaran hutan. (Baca: Agung Laksono: 25 Perusahaan Pelaku Pembakaran Hutan)

Editor: Irvan Imamsyah

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending