KBR68H, Jakarta – Sekitar 45 ribu lebih anak dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia belum mendapatkan akses pendidikan, terutama sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.
Direktur Eksekutif LSM Migran Care Anis Hidayah mengatakan, memperbanyak jumlah sekolah merupakan tanggung jawab dua negara baik Indonesia dan Malaysia. Apalagi kedua negara sudah meratifikasi konvensi tentang perlindungan anak, di mana setiap anak harus dijamin haknya mendapatkan pendidikan.
“Saya takutnya justru pemerintah sudah merasa mempunyai program dengan adanya sekolah di Sebatik, ada sekitar learning center sekira 22. Jadi sudah merasa sudah melakukan. Padahal itukan baru langkah awal. Bagaimana kemudian memperluas tanggung jawab itu, “ jelas Anis Hidayah dalam Program Sarapan Pagi KBR68H.
Anis Hidayah menambahkan, wilayah yang perlu segera dibangun terutama di Sabah dan Serawak yang merupakan wilayah perkebunan sawit tempat para TKI bekerja serta wilayah perbatasan. Saat ini baru ada 22 sekolah atau Community Learning Centre (CLC) khusus anak TKI di Malaysia yang menampung sekitar 4300 anak.
Editor: Antonius Eko