KBR68H, Jakarta - Asosiasi Petani Tembakau Indonesia meminta pemerintah membantu petani di sekitaran letusan Gunung Kelud. sebab lahan pertanian di sana terimbas abu vulkanik.
Bantuan yang diminta itu berupa asuransi bantuan petani di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang lahannya terkena imbas abu vulkanik. Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia, Wisnu Broto mengatakan semua lahan pertanian disana tertutup abu vulkanik. Kata dia, pemerintah harus mengantisipasi kerusakan lahan petani yang terancam gagal menanam.
"Kalau betul-betul itu terjadi pemerintah harus siap betul memberikan sesuai Undang-undang Pertanian yang baru, itu kan ada asuransi untuk pertanian. Seharusnya pemerintah memberikan asuransi kegagalan panen itu. Contoh, saya ini kan sebentar lagi padi saya panen, tapi ini sekarang disiram abu vulkanik yang cukup hebat seperti sekarang ini saya berharap supaya hujan turun sore ini. Ya, kalau nggak turun ya jelas ini kegagalan panen saya karena pasti padi itu akan roboh," terang Wisnu saat berbincang dengan KBR68H, Jumat (14/2).
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia, Wisnu Broto. Sebelumnya, Letusan Gunung Kelud yang terjadi sejak kemarin malam telah telah membuat semua lahan pertanian di Jawa Timur dan Jawa Tengah tertutupi oleh abu vulkanik. Pasalnya, lahan pertanian di Magetan, Blitar, dan Temanggung menjadi daerah yang terancam mengalami kerusakan lahan terparah lantaran pekatnya abu vulkanik disana.
Editor: Pebriansyah Ariefana
Petani di Kawasan Gunung Kelud Minta Asuransi Gagal Panen
KBR68H, Jakarta - Asosiasi Petani Tembakau Indonesia meminta pemerintah membantu petani di sekitaran letusan Gunung Kelud. sebab lahan pertanian di sana terimbas abu vulkanik.

NUSANTARA
Jumat, 14 Feb 2014 15:15 WIB

gunung kelud, meletus
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai