KBR68H, Mataram - Kota Mataram, Nusa Tenggara Timur dinilai sebagai kota yang belum ramah terhadap anak berkebutuhan khusus, terutama di sektor pendidikan. Salah seorang anak berkebutuhan khusus asal Mataram, Topan M Arifin merasa kesulitan mencari universitas untuk penyandang tuna netra. Dia berharap, Kota Mataram yang ditargetkan menjadi kota layak anak tahun 2018 mendatang dapat memberikan fasilitas bagi anak yang berkebutuhan khusus. Sehingga anak berkebutuhan khusus tidak merasa didiskriminasi.
"Perguruan tinggi negeri yang dimana negeri itu merupakan milik pemerintah. Jangan kan swasta, negeri saja tidak menerima. Tapi sudah terbukti dengan kebaikan dari rektor Univeristas NW, kami bisa masuk, dulu ada teman saya di NW. Tapi ke Unram ( Univeristas Mataram) malah kita dijel-jel dari belakang untuk bisa masuk itu. Itu yang saya kesalkan. Akhirnya semua anak yang buta itu keluar daerah mencari Univesitas," kata Arifin.
Salah seorang anak berkebutuhan khusus asal Mataram Topan M Arifin mengatakan, sampai saat ini sudah ada penyetaraan bagi anak berkebutuhan khusus dalam jenjang pendidikan dari tingkat SD sampai SMA. Namun, yang belum tersedia, yaitu penyetaraan pendidikan pada jenjang perguruaan tinggi. Ia mengharapkan dengan adanya program menuju kota layak anak, semua jenjang pendidikan bisa dinikmati oleh anak yang berkebutuhan khusus.
Editor: Fuad Bakhtiar