Bagikan:

Dibalik Penolakan Penggantian Nama Bandara Sepinggan

Ratusan masyarakat adat Paser Balik, Balikpapan, Kalimantan Timur, menggunakan pakaian dan simbol-simbol adat turun ke jalan, Senin (3/2). Mereka menolak pergantian nama Bandara Sepinggan menjadi Bandara Sultan Aji Muhamad Sulaiman Sepinggan.

NUSANTARA

Senin, 03 Feb 2014 18:57 WIB

Dibalik Penolakan Penggantian Nama Bandara Sepinggan

Penggantian Nama, Bandara Sepinggan, Balikpapan

KBR68H, Balikpapan - Ratusan masyarakat adat Paser Balik, Balikpapan, Kalimantan Timur, menggunakan pakaian dan simbol-simbol adat turun ke jalan, Senin (3/2). Mereka menolak pergantian nama Bandara Sepinggan menjadi Bandara Sultan Aji Muhamad Sulaiman Sepinggan.

Ketua Lembaga Adat Paser Balik Kota Balikpapan Aswad mengatakan, sejak dahulu leluhurnya sudah sudah berpesan agar nama Bandara Sepinggan jangan diganti. Karena nama Sepinggan memiiki filosofi yang artinya sepiring atau kebersamaan.

Dia juga menuntut pihak kepolisian menangkap pelaku yang membakar simbol-simbol adat Paser Balik, termasuk yang melakukan pelecehan terhadap wali kota dan DPRD Balikpapan saat melakukan aksi demo mendukung pergantian nama Bandara Sepinggan. Sebelumnya, wali kota dan DPRD Balikpapan sudah secara tegas menolak pergantian nama Bandara Sepinggan.

"Yang jelas kita berkaitan dengan masalah tuntutan adanya pembakaran atau pun pelecehan terhadap simbol-simbol Paser  dan pemimpin kami. Masalah perubahan nama itu saya kira sudah disampaikan pendahulu-pendahulu kami, bahwa tidak adanya tidak ada perubahan ataupun penambahan, tetap nama Sepinggan, karena (nama) Sepinggan memiliki filosofi yang sangat tinggi, Sepinggan itu artinya kita sepiring, sampean suku dari mana pun mari kita duduk bersama-sama," kata Aswad.

Ketua Lembaga Adat Paser Balik Kota Balikpapan Aswad, juga menyayangkan selama ini Gubernur Kalimantan Timur, Awang Farouk Ishak  tidak pernah meminta pendapat ataupun mengundang masyarakat Balikpapan khususnya masyarakat Adat Paser Balik untuk berdialog ketika hendak mengganti nama Bandara Sepinggan.

Dalam sejarah berdirinya Balikpapan yang diperkirakan tahun 1527 silam, Suku Paser Balik merupakan suku pertama yang mendiami Kota Balikpapan. Mereka awalnya mendiami wilayah pesisir  Balikpapan, berasal dari keturunan Kayun Kuleng dan Papan Ayun. Dalam bahasa Paser, Kuleng berarti balik dan Papan artinya papan, sehingga menjadi Balikpapan.

Tanggapan Wali Kota Balikpapan

Sementara terkait polemik ini,  Wali Kota Balikapan Rizal Effendi meminta warga yang menolak pergantian nama bandara Sepinggan, tidak melakukan aksi kekerasan, termasuk melakukan tindakan yang menginggung etnis tertentu.

"Ya kita minta kepada masyarakat yang melakukan (demo) jangan sampai melakukan anarkis, jangan sampai ada gesekan etnis, jangan sampai ini menjadi gesekan yang merugikan kita semua, ya mudah-mudahan ditaatilah oleh mereka. Kan rame ada isu ini digalang oleh orang-orang tertentu, saya kira tidak lah ini (murni aspirasi masyarakat),” kata Rizal Effendi.

Wali Kota Balikapan Rizal Effendi menambahkan, rencananya Selasa besok (4/2)sekitar pukul 13.00 wita Pemerintah Kota Balikpapan dan Pemerintah Provinsi bersama DPRD, akan bertemu untuk membahas polemik pergantian nama Bandara Sepinggan itu.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending