Bagikan:

Audit Dugaan Korupsi Bus Transjakarta Ada di Tangan Jokowi

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo sudah mengantongi hasil audit dugaan kecurangan pengadaan Bus Transjakarta dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB). Audit tersebut berasal dari Inspektorat DKI Jakarta.

NUSANTARA

Selasa, 25 Feb 2014 20:42 WIB

Audit Dugaan Korupsi Bus Transjakarta Ada di Tangan Jokowi

Korupsi Bus Transjakarta, Jokowi

KBR68H, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo sudah mengantongi hasil audit dugaan kecurangan pengadaan Bus Transjakarta dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB). Audit tersebut berasal dari Inspektorat DKI Jakarta.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengaku hasil audit dari tangan Jokowi segera diserahkan ke Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Namun, Basuki enggan membeberkan perihal hasil audit pengadaan proyek tersebut.

"Sekilas memang dia minta saran ke LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, red.) apakah bus-bus ini boleh dibayar atau tidak , karena secara konstruksi sudah lewat 50 hari. (Artinya?), kalau dievaluasi kan ada masa telat 50 hari, kalau pengadaan kan sudah pasti telat aturan kalau 50 hari sudah lewat bisa diterima nggak busnya? Mestinya tidak bisa, makanya harus minta pembenaran LKPP. Dan Pak Gubernur (Jokowi) sudah mengirim rekomendasi inspektorat ke BPK, supaya BPK mengaudit pengadaan Bus Transjakarta dan BKTB," kata Ahok di Balaikota

Soal ini, Inspektur DKI Jakarta Franky Mangatas mencium indikasi kecurangan dalam prosedur lelang pengadaan bus gandeng Transjakarta dan pengadaan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB). Hal ini karena bus-bus telah berkarat dan rusak. Padahal bus-bus tersebut dibeli dari Cina dalam kondisi baru. Sementara untuk mempermudah proses audit, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggandeng Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) DKI Jakarta.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending