KBR68H, Jakarta - Ormas Pemuda Pancasila Semarang, Jawa Tengah, mengancam bakal membubarkan diskusi bedah buku Pahlawan Nasional Tan Malaka jika ada propaganda komunisme di dalamnya.
Ketua Pemuda Pancasila Semarang Joko Santoso mengatakan, sebelumnya ia mendapat pesan berantai acara itu akan digunakan sebagai sarana penyebaran ideologi komunis. Untuk itu, Pemuda Pancasila akan mengirim perwakilan untuk hadir dalam diskusi tentang riwayat bekas ketua Partai Komunis Indonesia tersebut.
"Tidak ada masalah dengan kegiatan diskusi itu, cuman nanti kita akan mengawal dalam arti, kalau nanti di pelaksanaan ada susupan dari doktrin-doktrin PKI kita akan yang membubarkan pertama kali. Tapi, berkaitan dengan garis gerakan kiri yang disampaikan tidak ada masalah kalau hanya bedah buku. Tapi, kalau nanti yang hadir, isunya ada orang PKI lama dan tua, makanya kita juga antisipasi,” tutur Joko Santoso saat dihubungi KBR68H, Jumat (14/2).
Ketua Pemuda Pancasila Semarang Joko Santoso menambahkan, pihaknya juga sudah menagguhkan surat permintaan pelarangan diskusi buku karangan sejarawan Belanda Harry Poeze itu.
Sementara, Panitia Penyelenggara Diskusi bedah buku tentang pahlawan nasional Tan Malaka di Semarang, Jawa Tengah Senin pekan menyatakan, akan tetap berlangsung meski dilarang kepolisian setempat.
Panitia Penyelenggara Yunantyo Adi mengatakan, polisi melarang diskusi ilmiah itu dengan cara memperberat persyaratan. Polisi meminta panitia mendapat izin dari kepolisian pusat terkait kehadiran pembicara Harry Poeze yang berkewarganegaraan Belanda. Namun, panitia mengaku persyaratan tambahan yang diminta pada H-4 acara itu tidak tepat.
"Mungkin mengada-ada karena Harry sudah punya paspor dan Indonesia punya hubungan bilateral dengan Belanda dan kegiatannya ilmiah, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namanya menghalang-halangi karena kita tidak mungkin mengajukan ke Mabes pada hari dekat ini. Bayangkan kalau kejadian di Solo, dan harus ke polda, itu kan berat. Polisi seharusnya melindungi warganya," kata Panitia Penyelenggara Diskusi Yunantyo Adi ketika dihubungi KBR68H, Jumat (14/02).
Sebelumnya, Kepolisian Surabaya, Jawa Timur melarang diskusi bedah buku Tan malaka di perpustakaan C20. Kepolisian mengaku keberatan dari ormas Islam. Alasannya, bedah buku terancam rusuh akibat penolakan ormas yang mengatasnamakan Gerakan Umat Islam Bersatu
Editor: Anto Sidharta