KBR68H, Jakarta - LSM lingkungan hidup Greenpeace mendesak pembatalan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang di Semarang, Jawa Tengah.
Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia Arif Fiyanto mengatakan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan PLTU ini bisa mempercepat perubahan iklim di Indonesia. Selain itu, kata dia, emisi lainnya adalah zat merkuri yang sangat berbahaya karena bersifat racun.
"PLTU Batang ini kan PLTU yang menggunakan batu bara dengan tingkat emisi yang tinggi. Jika pembangunannya dipaksakan maka dampaknya mempercepat perubahan iklim di Indonesia karena akan mengemisikan gas rumah kaca sebesar 10,8 ton pertahun. Jika dikaitkan dengan komitmen Presiden SBY untuk mengurangi emisi gas rumah kaca 26% pada 2020, maka PLTU Batang ini jelas bertentangan dengan komitmen tersebut," jelasnya saat dihubungi KBR68H, Selasa (11/2)
Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia Arif Fiyanto menambahkan saat ini pembangunan PLTU Batang juga diprotes 10 ribu lebih warga desa di sekitarnya. Mereka menolak pembebasan lahan untuk dibangun PLTU karena khawatir bisa terkena penyakit akibat pencemaran lingkungan oleh pembangkit listrik ini.
Sebelumnya, Pemerintah menargetkan PLTU Batang mulai beroperasi pada 2017 mendatang. PLTU ini nantinya untuk menyediakan listrik se-Jawa-Bali. Pemerintah menggandeng pihak swasta asing dan lokal dalam pembangunannya.
Editor: M. Irham
Alasan Greenpeace Tolak PLTU Batang
KBR68H, Jakarta - LSM lingkungan hidup Greenpeace mendesak pembatalan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang di Semarang, Jawa Tengah.

NUSANTARA
Selasa, 11 Feb 2014 21:58 WIB


PLTU, Batang, lingkungan, greenpeace
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai