Bagikan:

Walikota Batam Canangkan Pencegahan Filariasis,

Walikota Batam Ahmad Dahlan mencanangkan pemberian obat secara massal untuk mencegah filariasis, kemarin di Kantor Lurah Tanjung Sengkuang Kecamatan Batu Ampar. Pencegahan filariasis dengan pemberian obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) yang dikombinas

NUSANTARA

Selasa, 12 Feb 2013 17:46 WIB

Author

Kei Fm Batam

Walikota Batam Canangkan Pencegahan Filariasis,

Walikota Batam, Filariasis

KBR68H, Batam - Walikota Batam Ahmad Dahlan mencanangkan pemberian obat secara massal untuk mencegah filariasis, kemarin di Kantor Lurah Tanjung Sengkuang Kecamatan Batu Ampar. Pencegahan filariasis dengan pemberian obat  Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) yang dikombinasikan dengan Albenzol harus dilakukan sekali setahun selama 5 – 10 tahun seperti imunisasi.

Agar obat tersebut dapat optimal maka Dahlan dalam kesempatan tersebut menitipkan keberlanjutan pemberian obat tersebut kepada pemimpin berikutnya. Sehingga pada tahun 2020 nanti, penyakit kaki gajah akan hilang dari Kota Batam dan masyarakat terbebas dari penyakit menular tersebut. Dahlan menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk dapat bekerjasama perangi filariasis.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Chandra Rizal mengatakan, pemberian obat secara gratis tersebut dilakukan sejak hari ini sampai dengan 15 Februari 2013 nanti serentak seluruh kecamatan di Kota Batam. Filariasis merupakan penyakit kaki gajah yang masuk dalam golongan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.

Pencanangan tersebut dilakukan karena sejak tahun 2002 lalu, sudah 14 warga Kota Batam yang terajangkit filariasis.  Empat belas orang itu di antaranya 10 orang di Galang , 1 orang di Bulang, 1 orang  di Nongsa, 1 di Batuampar dan 1 lainnya di  Bengkong. Sebelumnya Kecamatan Galang dan Kecamatan Bulang telah mendapatkan obat tersebut sekali setahun selama 5 tahun bertut-turut.

Chandra menambahkan Efek samping dari obat tersebut bisa berupa : ngantuk, mual dan pusing serta diare. “Apabila efek samping tersebut tidak berkurang, maka hubungi kader  dan petugas kesehatan di Puskesmas setempat,” kata Chandra.

Obat yang diberikan merupakan bantuan dari pemerintah pusat sebanyak 21 ribu dos. Dimana tiap dosnya berisi 30 tablet, peruntukannya bagi 813 ribu masyarakat usia 2-70 tahun. Pemberian obat tersebut melibatkan peran masyarakat dengan kader posyandu yang diawasi oleh Puskesmas setempat. Masyarakat yang telah meminum obat akan memberikan laporan kepada para petugas.

Sementara Andi Muhadir Direktur pengendalian penyakit menular Kementrian Kesehatan RI mengatakan pemberian obat DEC dan Albendazole dapat memutus rantai penularan filariasis. Jika tercapai 65 % masyarakat Batam telah meminum obat tersebut dan pengobatan dilakukan sekali setahun selama 5 tahun.

Sumber: Kei FM Batam

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending