KBR68H, Jakarta - LSM Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalimantan Selatan menuding usaha pertambangan dan perkebunan sawit sebagai penyebab kawasan itu menjadi rawan banjir. Manajer Kampanye Walhi Kalsel, Dwito Frasetiandy mengatakan, luasnya kawasan rawan banjir di sana terus bertambah. Kata dia, kerusakan hutan lindung di hulu sungai menyebabkan pendangkalan, sehingga air sungai tidak bisa menampung curah air hujan yang tinggi.
“Ya memang itu betul itu, bahwa banyak aliran sungai rusak itu memang disebabkan oleh kerusakan hutan itu sendiri. Sekarang yang tersisa, dari catatan Walhi untuk hutan lindung sendiri hanya 486 ribu atau 12.6% dari total luas Kalimantan Selatan. Kontribusi kerusakan sendiri disebabkan dibukanya pertambangan batu bara dan perkebunan sawit,” ujarnya saat dihubungi KBR68H.
Berdasarkan data BPBD Kalsel, 10 dari 13 Kabupaten di sana merupakan wilayah rawan banjir. Ini diperparah dengan adanya pendangkalan sungai-sungai di Kalsel akibat kerusakan hutan. Bahkan BPBD menyebutkan, sedikitnya ada 1.000 desa di Kalsel merupakan daerah rawan banjir dan 550 desa diantaranya adalah daerah langganan banjir.
Walhi : Kerusakan Hutan Kalsel Karena Tambang dan Perkebunan Sawit
LSM Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalimantan Selatan menuding usaha pertambangan dan pekebunan sawit sebagai penyebab kawasan itu menjadi rawan banjir.

NUSANTARA
Minggu, 10 Feb 2013 15:08 WIB

Hutan
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai