Bagikan:

Setara Institute: Cagub Jabar Takut Kampanyekan Isu Intoleransi

LSM Setara Intstitute menilai para calon gubernur yang maju di pilkada Jawa Barat, 24 Februari mendatang takut mengkampanyekan isu toleransi beragama.

NUSANTARA

Senin, 11 Feb 2013 14:10 WIB

Setara Institute: Cagub Jabar Takut Kampanyekan Isu Intoleransi

toleransi, pilkada jabar

KBR68H, Jakarta - LSM Setara Intstitute menilai para calon gubernur yang maju di pilkada Jawa Barat, 24 Februari mendatang takut mengkampanyekan isu toleransi beragama. Peneliti SETARA Institute, Ismail Hasani mengatakan, isu intoleransi dianggap tidak menarik bagi calon, sehingga banyak yang tidak berani menyuarakannya secara terbuka. Bahkan sebaliknya, ada salah satu calon yang berjanji akan membubarkan aliran keagamaan jika menang dalam pilkada.

"Dalam pengamatan saya memang ada beberapa calon, misalnya Yance dan Tatang, ya. Memang ini secara terbuka, berani terbuka, berani maksud saya, justru dia mengkapitalisasi ini secara tidak positif, dalam pandangan kami. Misalnya dia sudah berjanji akan membubarkan aliran keagamaan di Jawa Barat jika dia terpilih. Pasangan ini sadar betul, bahwa dia yakin kelompok-kelompok pengusung aspirasi aksi intoleran ini akan memberikan dukungan pada dirinya. Jadi dia lakukan ini secara terbuka," terang Ismail Hasani kepada KBR68H.

Sebelumnya, pengamat politik Universitas Padjajaran, Bandung, Dede Mariana menilai, para kandidat calon gubernur yang akan maju dalam pilkada Jawa Barat dinilai tidak memahami isu toleransi beragama. Menurutnya isu tersebut terlalu sensitif untuk dikampanyekan. Dede Mariana mengatakan, isu tentang toleransi di Jawa Barat hanya berkembang di kalangan aktivis pegiat HAM dan kalangan berpendidikan tinggi. Padahal dalam sejumlah laporan LSM pegiat HAM mencatat, Jabar sebagai daerah yang melakukan intoleransi tertinggi di Indonesia. Kasus itu antara lain, kasus GKI Yasmin, Jemaat Filadelfia, dan Ahmadiyah.

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending