Bagikan:

RS di NTB Kesulitan Tambah Dokter Spesialis

Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB kesulitan menambah jumlah dokter spesialis untuk melayani masyarakat.

NUSANTARA

Kamis, 21 Feb 2013 16:56 WIB

RS di NTB Kesulitan Tambah Dokter Spesialis

dokter spesialis, NTB

KBR68H, Mataram- Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB kesulitan menambah jumlah dokter spesialis untuk melayani masyarakat. Pasalnya dokter spesialis lebih banyak berada dikota-kota besar di Jawa, hanya sebagian kecil berada di daerah.

Direktur RSUP NTB, Mawardi Hamri mengatakan, berbagai cara sudah ditempuh untuk menambah dokter spesialis di RSUP NTB, namun jumlahnya tidak bertambah secara signifikan. “Sebanyak 70 persen berada dikota-kota besar, sementara 30 persennya berada di seluruh nusantara” katanya.
 
Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan memberikan bantuan pendidikan bagi calon dokter spesialis. Namun hanya sedikit dari dana bantuan pendidikan itu yang terpakai karena banyak yang tidak lulus jadi dokter spesialis .
 
Ia menuturkan, tahun 2012 kemarin, lebih dari 1 miliar rupiah anggaran dari APBD NTB tidak terpakai dan dikembalikan ke kas daerah.
 
“Bantuan pendidikan spesialis, gubernur sudah menganggarkan. Karena (dokter) spesialis langka dan sulit, setiap tahun anggaran tidak terpakai. Hanya beberapa orang saja yang lulus. Tahun lalu 1 miliar lebih dana kembali ke kas daerah karena tidak terpakai,"ujar Mawardi.
 
Mawardi menuturkan, Gubernur NTB beberapa kali melakukan lobi ke Menteri Kesehatan agar jumlah dokter spesialis untuk NTB ditambah. Namun, permintaan itu cukup sulit terealisasi karena sistem distribusi dokter spesialis tidak seperti dahulu yang diharuskan kerja sarjana.
 
“Sekarang mereka diberikan kebebasan, tidak dipaksa karena bayar sendiri. Dokter spesialis adalah masalah nasional. Bukan tidak banyak jumlahnya, namun mereka rata-rata memilih bertugas di kota besar” tambah Mawardi.

Sumber: Radio Global FM Lombok

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending