Bagikan:

Pro Kontra Pembangunan Pabrik Semen di Rembang Kian Memanas

Serikat Masyarakat Untuk Transparansi Pembangunan (Semut Abang) siap menggelar aksi demo tandingan untuk menanggapi penolakan rencana pendirian pabrik semen PT Semen Indonesia di wilayah kecamatan Gunem, dari Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng.

NUSANTARA

Jumat, 15 Feb 2013 17:47 WIB

Tolak pabrik semen. (Antara)

Tolak pabrik semen. (Antara)


Serikat Masyarakat Untuk Transparansi Pembangunan (Semut Abang) siap menggelar aksi demo tandingan untuk menanggapi penolakan rencana pendirian pabrik semen PT Semen Indonesia di wilayah kecamatan Gunem, dari Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng.

Koordinator Semut Abang, Suparno Gusno mengatakan, pihaknya masih memantau tuntutan dan keluhan kelompok yang tidak setuju adanya pabrik semen. Kalau ternyata gelombang penolakan semakin tajam, pihaknya akan merapatkan barisan dengan warga di dekat calon lokasi pabrik.

Ia mengklaim pada umumnya masyarakat Pasucen, Tegaldowo maupun Kajar Kec. Gunem sangat menantikan pabrik semen beroperasi, agar pengangguran berkurang dan perekonomian tumbuh.

Kalaupun ada beda pendapat, kelompoknya tidak akan meneror apalagi menyerang. Suparno lebih setuju duduk bersama, adu argumentasi.

Sementara, aktivis pecinta lingkungan, Ming Ming Luckyarti mengaku tetap menolak kebijakan pembangunan pabrik semen. Alasannya untuk menjaga alam dari ancaman kerusakan. Dia menyayangkan pemda yang tak memikirkan dampak negatifnya sedikitpun, seakan akan sudah terbuai dengan investasi.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah menyatakan, pendirian pabrik PT Semen Indonesia sudah sesuai rencana tata ruang wilayah (RTRW), bertolak belakang dengan tudingan Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng.

Kepala Bapeda Kab. Rembang, Hari Susanto menjelaskan lokasi pabrik di desa Kajar Kec. Gunem seluas 105 hektar berada di atas tanah liat dan bukan di daerah batu kapur. Sedangkan secara keseluruhan tanah yang digunakan, semula pengajuannnya 1.500 hektar, tetapi yang diizinkan hanya 900 hektar, lantaran menghindari kawasan resapan air.

Sumber: Radio R2B RembangĀ 

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending