KBR68H, Rembang – Bupati Rembang, Moch. Salim kecewa terhadap tindakan sejumlah kelompok yang mengganggu kapal nelayan dari luar daerah, ketika akan bersandar di dermaga pelabuhan Tasikagung Rembang. Seharusnya mereka tetap bisa leluasa masuk, untuk menambah pendapatan retribusi daerah, bukan malah sebaliknya diintimidasi supaya tidak betah bongkar muatan.
Moch. Salim menyampaikan hal itu, saat kegiatan rapat anggota tahunan (RAT) KUD Saroyo Mino Tasikagung, di gedung Balai Kartini Rembang. Ia menegaskan bahwa pembangunan TPI Tasikagung sebagai langkah strategis mendatangkan nelayan sebanyak mungkin, bukan hanya untuk kepentingan nelayan Tasikagung saja.
Temuan terbaru menurut Salim, ada sejumlah kapal cantrang asli Tasikagung yang justru sering mangkir tidak membayar retribusi. Soal raman atau hasil lelang ikan, Bupati menyoroti angka Rp 178 miliar selama tahun 2012, tergolong masih kecil. Bupati asli desa Tasikagung ini mempertanyakan apakah ada yang belum tercatat, karena prediksinya paling tidak, rata rata hasil lelang ikan per hari mencapai Rp 1 – 1,5 miliar. Kedepan perlu ada koordinasi intensif antara kepala KUD dengan kepala tempat pelelangan ikan, sekaligus yang terpenting mewujudkan keterbukaan.
Kepala KUD Saroyo Mino Tasikagung, Gunadi dalam laporannya memperinci ada kenaikan aset KUD dari semula Rp 4,28 miliar naik menjadi Rp 4,8 miliar. Ia berharap dukungan semua kaum nelayan, agar nilai lelang ikan akan terus meningkat. Menurutnya angka raman selalu fluktuatif, tidak bisa dipukul rata. Bahkan terkadang aktivitas pelelangan berhenti, karena cuaca buruk dan ombak besar.
Dalam rapat anggota tahunan yang ke 35 ini, mengagendakan laporan tutup buku tahun 2012 serta merumuskan program untuk tahun 2013. Sejak berdiri tahun 1978 lalu, KUD tersebut beberapa kali mengalami pergantian kepemimpinan, salah satunya karena kasus korupsi.
Sumber: Radio R2B Rembang