Nilai Tukar Petani NTB Masih Rendah

KBR68H, Mataram - Nilai Tukar Petani (NTP) di provinsi NTB pada bulan Januari 2013 masih rendah. Dari data yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, NTP di provinsi NTB kurang dari 100 atau 94,84. Nilai tukar petani yang berada dibawah angka 100 artinya daya beli para petani di daerah ini menurun.
 
Kepala BPS NTB Soegarinda mengatakan, nilai tukar petani pada bulan Januari menurun sekitar 0,50 poin bila dibandingkan dengan nilai tukar pada bulan Desember lalu. Nilai tukar petani merupakan salah satu indikator untuk melihat daya beli petani di pedesaan. Semakin tinggi nilai tukar petani, secara relatif menunjukkan semakin kuat pula daya beli petani.
 
“Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di 8 Kabupaten di Provinsi NTB, NTP berfluktuasi setiap bulannya selama periode April 2008 – Januari 2013. NTP Provinsi NTB pada bulan Januari 2013 di bawah 100 yang berarti petani mengalami defisit/penurunan daya belinya, karena kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga input produksi dan kebutuhan konsumsi rumah tangganya,” kata Soegarinda.
 
Soegarinda mengatakan, meskipun nilai tukar petani di NTB masih rendah, namun petani mendapatkan biaya tambahan dari remitansi atau uang kiriman TKI di luar negeri. Jumlah remitansi TKI berdasarkan hasil perhitungan di kantor BI Mataram dan kantor Pos Mataram mencapai 1,1 triliun selama tahun 2012.
 
Ia menerangkan, sebanyak 33 persen petani di NTB yang murni menggantungkan hidupnya di sektor pertanian. Sementara 66 persen lainnya memiliki penghasilan sampingan baik sebagai pedagang maupun buruh karyawan. Dengan demikian, meskipun nilai tukar petani masih lemah, namun kesejahteraan masih bisa diperoleh dari pekerjaan sampingannya.