KBR68H, Cirebon - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri mengingatkan seluruh kadernya terutama kaum ibu, agar tidak plin-plan dalam memilih pasangan nomor urut 5. Ini ditegaskan Megawati saat hadir sebagai juru kampanye (Jurkam) pasangan calon Gubernur dan wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut 5 Rieke Diah Pitaloka/Teten Masduki (Paten), dalam kampanye putaran terakhir di Lapangan Muara Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Desa Gebang Mekar Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon, kemarin.
Kesempatan ini berbarengan dengan peresmian Rumah Sakit Tanpa Kelas “Mega Gotong Royong” yang dilakukan oleh Megawati sendiri. Ribuan kader dan massa pendukung PDI Perjuangan serta pengurus Dewan Pengurus Cabang (DPC) datang dari berbagai wilayah Cirebon (Kabupaten Majalengka, Kuningan, Indramayu, Kabupaten/Kota Cirebon) membanjiri lapangan PPI Gebang dengan memakai atribut serba merah.
Megawati mengingatkan, menjelang hari H pemungutan suara yang tinggal menghitung hari, banyak pendukung PDI Perjuangan yang memilih pasangan lain akibat diiming-imingi sejumlah uang. “Terutama kepada ibu-ibu saya ingatkan, karena mereka ini biasanya tidak mempunyai pendirian, mereka hanya mau diarahkan karena diberi sejumlah uang dan sembako sehingga nuraninya tertutup dan pikirannya tertutup,” tegas Megawati.
Ia menjelaskan, kalau ingin memilih seorang pemimpin jangan melihat penampilannya, tetapi melihat karakter dan latar belakangnya. Dengan semangat menggebu Megawati mengatakan, kau ibu harus memiliki pikiran cerdas menentukan pilihan kepada yang bersih dan cantik yaitu kepada pasangan Paten. Karena calon yang dipilihnya, bukan orang sembarangan dan asal pilih. “Kenapa saya katakan kepada ibu-ibu, karena jumlah penduduk di Indonesia ini lebih banyak kaum perempuan daripada kaum laki-laki,” jelas Megawati.
Di tempat sama pasangan Paten menyerukan Jabar Baru, Jabar Bersih Jabar Cantik. Dengan semangat berapi-api calon Gubernur Rieke Diah Pitaloka menyatakan, pihaknya harus menang karena pada tanggal 24 Pebruari nanti adalah momen perubahan bagi Jawa Barat. “Karena kita punya konsep bagaimana masyarakat bisa berdaulat berdiri diatas kaki sendiri, terutama kaum buruh, petani dan nelayan,” tegasnya. Ia juga mengakui, selama berkampanye banyak mendapat serangan salah satunya mengenai isu perempuan tidak boleh manjadi pemimpin. “Sekuat apapun mereka menghalangi kita sekuat apapun mereka menjegal kita, kita tidak akan mundur, kita tidak akan menyerah,” tegas Rieke.
Sumber: Suara Gratia