Bagikan:

Kepala Pasar Larang Pedagang Berjualan di Pasar Minggu

KBR68H, Jakarta

NUSANTARA

Jumat, 01 Feb 2013 12:06 WIB

Author

Doddy Rosadi

Kepala Pasar Larang Pedagang Berjualan di Pasar Minggu

pedagang, pasar

KBR68H, Jakarta – Pedagang pasar di Pasar Minggu, Jakarta dilarang untuk berdagang oleh keamanan pasar atas perintah Royani, kepala pasar Ps.Minggu. Padahal, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sudah menyuruh para pedagang untuk berdagang seperti biasa. Pernyataan Joko Widodo itu disampaikan ketika menerima perwakilan pedagang pasar di Pasar Minggu pada 17 Januari lalu.

“Kalau nanti dilarang, bilang kalau kalian sudah ketemu dengan Gubernur" kata Jokowi kepada pedagang, ketika itu.

Ketua PBHI Jakarta Poltak Agustinus mengatakan, meski pedagang sudah mengatakan bahwa mereka sudah bertemu dengan Gubernur dan menyuruh mereka berdagang seperti biasa, pihak pasar tidak peduli.

“Siapa itu Jokowi, suruh dia kesini sambil mengacak acak dagangan salah satu pedagang.”kata Poltak dalam keterangan pers yang diterima Portalkbr.com

Aksi pengerusakan oleh keamanan pasar atas perintah Royani, sudah dilaporkan pedagang ke Polsek Pasar Minggu.

Permasalahan ini berawal dari  Kebijakan Kepala Pasar yg arogan yang Merugikan para pedagang.

Ukuran lapak yang dirubah secara sepihak, penempatan pedagang secara sepihak, menaikkan harga lapak secara sepihak dan banyaknya pungli-pungli yg tidak jelas alokasinya.

Arogansi Kepala Pasar dan management PD.Pasar Jaya wilayah Pasar Minggu sangat terlihat  saat pedagang mempertanyakan tentang kebijakan tersebut.

"Kalo gak mau, ya sudah, sana pulang kampung saya ongkosin..."kata Kepala Pasar.

Sementara Perda No.3 thn 2009 Tentang pengelolaan pasar, Pasal 13 huruf e menyatakan "setiap rencana pembangunan pasar yg mencakup rencana bangunan,penempatan, maupun harga tempat usaha,harus disepakati paling kurang 60% pedagang yg dibuktikan dengan pernyataan tertulis di atas materai"

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending