Bagikan:

Kemenkes Hanya Bisa Tes 1,5 Juta Orang Berisiko Tinggi HIV/AIDS

Kementerian Kesehatan hanya bisa menjangkau 1,5 juta orang yang berisiko tinggi terkena HIV dan AIDS untuk dites pada tahun 2013 dan 2014.

NUSANTARA

Kamis, 07 Feb 2013 09:36 WIB

Kemenkes Hanya Bisa Tes 1,5 Juta Orang Berisiko Tinggi HIV/AIDS

kemenkes, HIV/AIDS

KBR68H, Jakarta- Kementerian Kesehatan hanya bisa menjangkau 1,5 juta orang yang berisiko tinggi terkena HIV dan AIDS untuk dites pada tahun 2013 dan 2014. Padahal, idealnya diperlukan 30 juta orang berisiko tinggi terkena HIV/AIDS untuk dites, guna menekan jumlah penyebaran virus ini.

Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan pihaknya butuh dana lebih dari 600 miliar rupiah untuk menjangkau angka ideal, 30 juta orang. 

Nafsiah mengakui penyebaran HIV/AIDS bisa ditekan dengan melakukan banyak penelitian yang berkualitas. Karena, apabila dites dan hasilnya positif, maka dapat langsung diberikan pengobatan. Pengobatan tersebut pun diyakini dapat menghentikan penularan HIV/AIDS.

“Makin banyak yang dites dan ditemukan positif semakin baik. Namun untuk mencapai angka ideal 30 juta orang diperlukan dana sekitar  600 miliar rupiah. Dan kami tidak memiliki uang sebanyak itu. Saat ini yang mampu dijangkau adalah 1,5 juta orang untuk dua tahun ke depan,” jelas Nafsiah.

Sebelumnya pemerintah Afrika Selatan dan Cina berhasil menekan penyebaran HIV/AIDS dengan  melakukan tes besar-besaran pada 2011 lalu.

Afrika Selatan mengetes 15 juta orang berisiko tinggi dan Cina melakukan tes terhadap 80 juta penduduknya. Pasca tes tersebut di Cina, ditemukan 75 ribu kasus baru HIV/AIDS. Setelah tes dilakukan, pemerintah Cina memberikan pengobatan dan mencegah mereka menularkan kepada orang lain.

Sumber: http://radiopelitakasih.com/artikel/pendidikan/15-juta-orang-berisiko-tinggi-hivaids-akan-dites

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending