Penghentian kran impor sapi diduga berdampak terhadap melambungnya harga daging sapi.
Di pasar induk kota Rembang, harga daging yang semula Rp 75 ribu, sekarang menjadi Rp 80 ribu per kilo gram. Karena terus merangkak naik, daya beli masyarakatpun terkena imbasnya.
Juminah, pedagang daging sapi di pasar Rembang menjelaskan kondisi ini cukup menyusahkan. Ia menunjukkan tumpukan daging miliknya belum laku, belakangan warga justru lebih suka membeli tulang (balungan) dan hati sapi sembelihan (jeroan).
Pedagang lain asal Pamotan, Ilfa mengakui tanda tanda kenaikan terasa sejak sebulan lalu. Ia sempat berulang kali bertanya dengan pedagang sapi, kenapa harga komoditas tersebut cenderung naik. Ada informasi ternak sapi dari pelosok pedesaan wilayah kabupaten Rembang, banyak dijual ke daerah Jakarta dan Jawa Barat, sehingga pasaran lokal kekurangan stok.
Ilfa setuju kalau impor sapi kembali dibuka, untuk menstabilkan harga. Alasannya jika harga daging sapi stabil atau bahkan agak murah, omset penjualan pasti akan meningkat.
Tapi sejumlah pedagang sapi di Pasar Pamotan meragukan penyebab tersebut. Mereka berpendapat harga daging meroket, karena disinyalir sarat permainan pedagang besar dan pejagal yang nakal.
Sumber: http://radior2b.com/2013/02/05/yang-dipilih-balungan-dan-jeroan/