Hanya Separuh Kasus Gizi Buruk di Sumut yang Dapat Biaya Pendamping

KBR68H, Medan - Sebanyak 746 kasus gizi buruk terdapat di Sumatera Utara. Namun hanya sekitar separuhnya atau 372 kasus yang akan diberi dana pendampingan.

Menurut Staf  Dinas Kesehatan Sumut Ferdinan, dana pendampingan sebesar Rp 400 ribu per anak yang mendapatkan perawatan di puskesmas atau di rumah sakit. “Pemberian dana itu berdasarkan hasil verifikasi dan keterbatasan dana yang ada bersumber dari APBD,” ujarnya.

Sementara tingkat partisipasi masyarakat yang datang ke Posyandu tahun 2012 hanya 68 persen, sedangkan target nasional 80 persen. Kendalanya antara lain kurangnya sosialisasi dan yang datang karena adanya pemberian  makanan tambahan. “Masalah gizi berhubungan erat dengan pengetahuan, sikap dan perilaku,” imbuh Ferdinan. Ia menambahkan, tahun lalu ada program unggulan kampanye keluarga sadar gizi yang salah satu topiknya penyelamatan 1000 hari pertama bayi mulai dari janin sampai usia 2 tahun.

Mengenai penderita gizi buruk, Ferdinan mengatakan semua penderita setelah dirawat, status gizinya meningkat dan tidak ada yang meninggal. Namun, setelah tiga bulan berikutnya terkait balik atau tidaknya masuk rumah sakit, belum ada laporan. Maka, sambungnya, kabupaten/kota berperan penting dalam mengatasi sebelum terjadinya gizi buruk. Semua sektor terkait harus turun seperti Badan Ketahanan Pangan, Dinas Koperasi, Dinas Pekerjaan Umum dan lainnya. “Dinkes Sumut hanya dihilirnya,” katanya.

Dari  33 kabupaten/kota di Sumut, sebut Ferdinan, diantaranya tertinggi Medan sebanyak 143 kasus dan yang diberi dana pendampingan 30 balita, lalu Dairi 110 kasus dan 23 balita yang diberi dana pendampingan. Kemudian Madina 62, yang diberi dana pendampingan 25, Asahan 45 dan 24 balita diberi dana pendampingan, Tapanuli Selatan 41 dan 25 balita yang diberi dana pendampingan.

Sumber: Star News