KBR68H, Jakarta - Komisi Pertahanan DPR meminta Badan Intelijen Nasional (BIN) untuk mengganti personilnya di Papua setiap tiga bulan. Ini dilakukan untuk memperkuat jaringan aparat intelejen di sana.
Pasalnya, penembakan anggota TNI di Papua menunjukan kinerja intelejen lemah dan tidak optimal. Anggota Komisi Pertahanan DPR, Tjahjo Kumolo mengatakan intelijen harus bisa mendeteksi dini seluruh informasi yang terkait dengan keamanan di Papua.
"Anggaran sudah terlalu besar di sana, tapi hasil enggak ada. Alasan medan dan cuaca berat itu harus distop. Pengejaran harus tuntas. Ini kan enggak pernah tuntas. Yang dikejar siapa dan yang mau mengejar siapa. Jadi, kesimpulannya diperkuat intelejen, kedua harus tuntas, dan penempatan personil harus diganti. Jadi siaga satu terus," jelas Tjahjo saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan.
Anggota Komisi Pertahanan DPR Tjahjo Kumolo menambahkan, pemerintah perlu merombak total penanganan dan koordinasi aparat intelejen negara yang bertugas di pulau Cendrawasih itu.
Sebelumnya, delapan anggota TNI tewas akibat diserang kelompok bersenjata di distrik Tingginambut dan Sinak, Papua. Kepolisian menduga aksi bersenjata itu dilakukan kelompok Goliath Tabuni.
DPR: Jaringan Intelejen di Papua Lemah
Komisi Pertahanan DPR meminta Badan Intelijen Nasional (BIN) untuk mengganti personilnya di Papua setiap tiga bulan. Ini dilakukan untuk memperkuat jaringan aparat intelejen di sana.

NUSANTARA
Selasa, 26 Feb 2013 14:25 WIB

papua, penembakan TNI
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai