Bagikan:

Cuaca Tak Menentu di Mandailing Natal, Petani Karet Merugi

Dalam dua minggu terakhir ini cuaca di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) tidak menentu. Akibatnya, harga berbagai hasil komoditi masyarakat seperti karet menurun.

NUSANTARA

Senin, 25 Feb 2013 14:37 WIB

Cuaca Tak Menentu di Mandailing Natal, Petani Karet Merugi

karet, mandailing natal

KBR68H, Medan- Dalam dua minggu terakhir ini cuaca di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) tidak menentu. Akibatnya, harga berbagai hasil komoditi masyarakat seperti karet  menurun.

“Hasil getah saya saja dalam seminggu belakangan ini menurun drastis hingga mencapi 30%, otomatis harganya-pun turun,” sebut seorang petani karet asal Kecamatan Kotanopan, Muhammad  Ridwan (45), Senin (25/2.)

Diakui, akhir-akhir ini cuaca di Madina tidak menentu. Kondisi itu, katanya, semakin di perparah lagi, karena sebagian wilayah Madina dilanda banjir dan longsor. “Bahkan, sebagian warga banyak yang tidak bisa menderes karena rumahnya terkena banjir,” ujarnya.

Cuaca yang tidak menentu itu juga, sebut Ridwan, juga mempengaruhi kualitas getah, sehingga harganya pun turun dari biasanya Rp12 ribu/Kg menjadi Rp10 atau Rp11 ribu/Kg.  “Khusus tanaman karet, tidak bisa terlalu kemarau dan curah  hujan yang tinggi,” sebutnya.

Ridwan menambahkan, dalam dua minggu terakhir ini wilayah Madina terus diguyur hujan, dimana dalam sehari mencapai 3-4 jam. Bahkan, sambungnya, pernah dalam satu malam tidak ada henti-hentinya, mengakibatkan sungai Batang Gadis meluap.

“Akibatnya, para petani karet tidak bisa pergi menderes dikarenakan sungai Batang Gadis banjir. Umumnya, letak kebun penduduk disini berada di seberang sungai Batang Gadis,” ucapnya.

Ungkapan yang yang sama juga dilontarkan seorang petani tomat dan cabai, Syahril (36) yang menyebutkan kondisi cuaca yang tidak menentu mengakibatkan hasil pertaniannya busuk dan rontok.     

“Kalau harga di pasaran saat ini relatif, bahkan boleh dikatakan meningkat. Namun, akibat cuaca yang tidak menentu hasil tanaman kita menurun karena banyak yang busuk dan rontok,” ungkapnya.

Sumber: Star News Radio

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending