Produksi buah durian di Kabupaten Rembang menurun tajam. Petani pembudidaya durian di sejumlah kecamatan tak bisa berbuat banyak. Diperkirakan penurunan tersebut, karena faktor cuaca.
Mukhrim, petani durian di desa Criwik Kec. Pancur mengatakan tahun ini musim kemarau cukup singkat, mengakibatkan bunga mudah rontok, begitu turun hujan deras.
Ia mencontohkan jika biasanya satu pohon mampu menghasilkan 500 buah selama panenan, sekarang tinggal 200 buah. Sangat berbeda jauh dibandingkan periode tahun 2011 lalu, musim kemarau panjang sehingga kekuatan bunga benar benar terjaga sampai tanaman berbuah. Tak heran kala itu hasil panenan melimpah.
Hal senada diungkapkan Slamet Hananto, warga desa Sendangcoyo Kec. Lasem. Menurut Slamet, desanya termasuk sentra penghasil buah durian di kabupaten Rembang.
Belakangan banyak petani mengeluh terhadap masalah penurunan panenan. Ironisnya harga di pasaran lokal tidak serta merta ikut melambung tinggi. Durian masih pada kisaran harga antara Rp 10 hinga 40 ribu, tergantung kualitas dan ukuran buah.
Panen durian berlangsung sejak akhir bulan Desember lalu dan diperkirakan awal Maret mendatang, sudah habis.
Komoditas buah ini tak sekedar memenuhi permintaan lokal, namun juga dikirim oleh tengkulak ke berbagai daerah, salah satunya sepanjang Pantura Jawa Timur.
Kepala Dinas Pertanian Dan Kehutanan Kab. Rembang, Suratmin menyarankan agar petani durian melakukan pemupukan NPK berimbang, menjelang tanaman berbunga. Selain itu bisa mencoba varietas durian unggalan, seperti durian montong, karena diyakini lebih menjanjikan dan tahan serangan hama.
Sumber: http://radior2b.com/2013/02/05/rontok-sebelum-panen/