KBR68H, Jakarta - Rekayasa hujan untuk mencegah banjir lahan dingin Gunung Merapi, Jawa Tengah belum diperlukan. Pasalnya menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subandriyo, diperlukan curah hujan yang sangat tinggi hingga 200 mili meter untuk menimbulkan banjir lahar dingin. Sementara saat ini curah hujan di wilayah Merapi masih rendah.
"Kondisi untuk terjadinya banjir lahar di 2012 diperlukan curah hujan yang ratusan milimeter tadi sementara ini curah hujan belum mencapai itu saya kira kalau tidak perlu sekali memang, kalau hanya diarahkan untuk banjir lahar saya kira belum begitu efektif. Kecuali untuk mengurangi ancaman tanah longsor yang terjadi di beberapa wilayah, itu mungkin lebih efektif dampaknya bukan ke lahar Merapinya." ucap Subandriyo ketika dihubungi KBR68H.
Kepala BPPTK Yogyakarta, Subandriyo.
BNPB berencana melakukan rekayasa cuaca untuk mengalihkan hujan dari wilayah gunung Merapi. Langkah ini diambil untuk mencegah terjadinya banjir lahar dingin sisa letusan Merapi pada 2010 lalu. Sebelumnya rekayasa cuaca juga dilakukan di wilayah Jakarta untuk mencegah terjadi kembalinya banjir yang dipicu hujan lebat.
BPPTK Yogyakarta: Rekayasa Hujan Cegah Banjir Lahar Dingin Belum Perlu
Rekayasa hujan untuk mencegah banjir lahan dingin Gunung Merapi, Jawa Tengah belum diperlukan.

NUSANTARA
Sabtu, 09 Feb 2013 14:36 WIB


rekayasa hujan, merapi, yogyakarta
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai