Bagikan:

Bocah Asal Padanglawas Dianiaya Keluarga Sendiri

Seorang bocah, Helena Gea (2,5) asal Padang Lawas, Sumatera Utara, diduga jadi korban penganiayaan oleh tantenya sendiri. Kini pasien dirawat di ICU RS Prof Dr Boloni karena mengalami luka bakar dan memar disekujur tubuhnya.

NUSANTARA

Senin, 04 Feb 2013 19:37 WIB

Bocah Asal Padanglawas Dianiaya Keluarga Sendiri

Bocah Dianiaya

KBR68H, Medan - Seorang bocah, Helena Gea (2,5) asal Padang Lawas, Sumatera Utara, diduga jadi korban penganiayaan oleh tantenya sendiri. Kini pasien dirawat di ICU RS Prof Dr Boloni karena mengalami luka bakar dan memar disekujur tubuhnya.

Korban dirujuk dari RSUD Rantauprapat karena lukanya cukup serius. Bocah itu mengalami luka karena dipukuli dan luka bakar karena api rokok.

Namun, peristiwa penganiayaan terhadap Helena masih belum jelas. Sebab, informasi yang dibawa ke Medan tidak lengkap. Selain dokter, dia hanya didampingi seorang perempuan yang dipercaya  untuk merawatnya yakni Diana br Panggabean.

Diana mengaku tidak mengetahui awal penganiayaan terhadap Helena. Dia beralasan hanya ditugaskan perusahaan perkebunan tempatnya bekerja, PT ANJ Agri, untuk menjaga anak itu.

"Saya hanya disuruh menjaga bang, kalau kejadiannya saya tidak tahu kali," tuturnya.

Sepengetahuan Diana, bocah itu tinggal di Perkebunan PT ANJ di Padang Lawas, Sumut. Dia tinggal bersama keluarga kakak ayahnya yang bekerja di perkebunan itu. Sementara orang tuanya tidak diketahui berada di mana.

"Orang tuanya saya tidak tahu, tapi bocah ini tinggal di rumah abang ayahnya," kata dia.

Sementara itu pihak rumah sakit melalui Direktur RS Boloni, Ikroyanti Harahap mengatakan kalau kondisi Helena sudah mulai stabil. "Dia dirawat dokter spesialis anak. Sejauh ini, kondisinya stabil, tapi akan ada tindakan lebih besar dengan melibatkan dokter spesialis bedah syaraf," ucapnya.

Saat ditanya apa yang dialami bocah itu, Ikroyanti mengaku tidak mengetahui pasti. Kata dia, mereka hanya menerima rujukan dari RSUD Rantauprapat.

"Belum tahu, tapi memang berdasarkan penuturan dokter yang membawanya, ada tindak kekerasan yang dialami," tambah Ikroyanti.


Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending