Bagikan:

124 Ribu Warga NTB Bergantung Nasib di Tembakau

Gubernur Nusa Tenggara Barat M. Zainul Majdi menyebutkan, masyarakat NTB yang bergantung nasibnya pada pertembakauan sekitar 124 ribu orang. Keberadaan mereka, kata Gubernur, dapat menggerakkan pembangunan ekonomi NTB.

NUSANTARA

Kamis, 21 Feb 2013 14:31 WIB

124 Ribu Warga NTB Bergantung Nasib di Tembakau

NTB, Tembakau

KBR68H, Mataram - Gubernur Nusa Tenggara Barat M. Zainul Majdi menyebutkan, masyarakat NTB yang bergantung nasibnya pada pertembakauan sekitar 124 ribu orang. Keberadaan mereka, kata Gubernur, dapat menggerakkan pembangunan ekonomi NTB.

Masyarakat NTB, khususnya petani tembakau memiliki harapan sederhana, yakni bagaimana mereka dapat menanam, memanen dan menjual produksi tembakaunya dengan baik. Tapi harapan itu selalu mendapatkan tantangan dengan permasalahan pertembakauan yang muncul hampir setiap tahun. 

"Prinsip kemitraan pertembakauan harus terus dijaga. Prinsip itu, yakni saling menguntungkan. Tidak boleh ada pihak yang dirugikan. Musyawarahkan setiap permasalahan yang bersifat rutin secara jujur dan terbuka, " kata Zainul Majdi saat rapat pertembakauan, di Ruang Rapat Utama (RRU) Kantor Gubernur NTB, Kamis (21/2).

Majdi mengingatkan agar antara pemerintah, petani dan perusahaan tembakau tidak berada di posisi saling berhadap-hadapan dan masing-masing pihak tidak menganggap paling penting. Tapi semuanya memiliki peran dan fungsi masing-masing. "Saya minta pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dapat bersikap menjadi inisiator setiap ada permasalahan yang muncul dengan menggelar musyawarah melibatkan semua pihak," pintanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan NTB Hartina mengatakan, tahun ini akan dibuat sebuah buku pedoman teknis budidaya tembakau Virginia. Buku itu akan memuat secara komplit mengenai tembakau Virgina, seperti jadwal tanam, bibit berkualitas, cara penanaman dan lain sebagainya. "Selama ini kan petani menanam seadanya, sehingga kualitasnya kurang baik. Karena kurang baik, tembakau petani tidak mau dibeli perusahaan rokok. Terjadilah demo dan masalah lainnya," tuturnya.

Sumber: Global FM Lombok

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending