KBR, Solo - Tokoh komunitas Tionghoa dan Konghucu merasakan dampak Kota Solo sebagai kota Toleransi.
Sumartono Hadinoto atau nama Tionghoa Khoe Liong Hauw mengatakan selama tiga tahun ini warga Tionghoa dan umat Konghucu mengapresiasi Pemkot Solo dalam menggelar event hari raya beragam agama dan etnis.
Menurut Sumartono, Solo menunjukkan simbol toleransi.
"Secara pribadi, saya tidak bisa mewakili semuanya, kami merasakan sekali dengan toleransi yang ada di kota ini. Kenyamanan suasana Imlek, Lebaran, Natal, dan perayaan religi lainnya sangat terasa setelah tiga tahun ini. Publik bisa merasakan suasananya. Manfaat bagi kami, bisa merayakan hari raya masing-masing, semua warga yang tidak sama religon-nya juga bisa menikmati", ujar Sumartono yang juga pegiat di Perkumpulan Masyarakat Surakarta PMS, Rabu (15/1/2025).
Sumartono mengatakan beragam kegiatan Imlek (perayaan tahun baru bagi Komunitas Tionghoa dan umat Konghucu) di Solo selalu menjadi daya tarik.
Ada rangkaian tradisi Tionghoa termasuk seni Liong dan Barongsai, imbuh Sumartono.
Dari pantauan di lapangan, ornamen ribuan lampion warna warni beragam bentuk mengiasi sekitar Klenteng Tien Kok Sie, Pasar Gedhe dan Balai kota Solo.
Menyambut Imlek, deretan lampion Shio atau lambang binatang berderet di sepanjang jalan depan Balaikota. Lampion berbentuk pernak pernik budaya Tinghoa terpajang di depan Balai kota Solo.
Baca juga:
