KBR, Waingapu – Warga Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mempertanyakan bantuan material untuk perbaiki rumah rakyat miskin yang tak kunjung tiba. Padahal bantuan dari pemerintah kabupaten itu dijanjikan sejak April 2014 lalu.
Salah satu penerima bantuan di Kelurahan Prailiu, Dohang mengatakan, sampai sekarang masih menanti bantuan itu.
“Sampai sekarang ini Pak belum ada tanda-tandanya, tidak ada sama sekali tanggapan dari mereka, jadi kasihan kita masyarakat kecil Pak, kalau sampai dikerjain begini bagaimana nuraninya, kasian kita masyarakat dijanji-janji begini tidak ada buktinya,” ujar Dohang warga Kelurahan Prailiu, Kamis (15/1)
Dohang bercerita, sebelumnya warga penerima bantuan secara berkempok per kelurahan diberikan uang Rp7,5 juta melalui BRI Matawai untuk dibelikan bahan perbaikan rumah. Namun, petugas dari dinas kabupatenm yang mendampingi warga saat penarikan uang itu meminta agar uang itu dikumpul jadi satu. Petugas itu pun menjanjikan akan mengirim material ke rumah penerima bantuan.
Namun, lanjut Dohang, ia hanya mendapat sekitar 20 sak semen. Padahal seharusnya, selain semen, ia berhak mendapat batu gunung dan pasir. Akibat tidak juga diberikan dua jenis material itu, semen yang diberikan kini sudah rusak karena membatu. Ia mengaku, kasus yang menimpanya juga dialami banyak warga lainnya.
Editor: Anto Sidharta
Warga: Kasihan Kita Masyarakat Kecil Pak, Kalau Sampai Dikerjain Begini
Warga Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mempertanyakan bantuan material untuk perbaiki rumah rakyat miskin yang tak kunjung tiba. Padahal bantuan dari pemerintah kabupaten itu dijanjikan sejak April 2014 lalu.

NUSANTARA
Kamis, 15 Jan 2015 18:30 WIB


Warga, Bantuan material, Waingapu
Kirim pesan ke kami
WhatsappRecent KBR Prime Podcast
Kabar Baru Jam 7
Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)
Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut
Menguji Gagasan Pangan Cawapres
Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai