KBR, Banyuwangi - Para sopir angkutan kota di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, enggan menurunkan tarif. Padahal pemerintah telah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium yang semula Rp 8.500 menjadi Rp 7.600 dan jenis solar dari Rp 7.500 menjadi Rp 7.250.
Salah satu sopir angkutan kota di terminal Rogojampi, Subandi mengatakan, penurunan harga BBM jenis premium Rp 900 per liter belum sebanding dengan setoran dan pemeliharaan angkot.
Kata dia, penurunan harga BBM per 1 Januari tersebut sangat rendah. Hal itu tidak sepadan pada saat kenaikan BBM November lalu yang tinggi. Sehingga jika tarif angkot diturunkan, para sopir angkot akan merugi.
“Ya belum ada perubahan tarif. tidak tahu nanti ketua paguyuban kapan ngumpul lagi belum tahu. Kita tidak jalan sendiri-sendiri kan tidak jadi harus kumpul dulu,” kata Subandi (5/1).
Sementara itu, Ketua Paguyuban Angkutan Kota Banyuwangi Slamet mengatakan, angkutan kota di Banyuwangi belum melakukan penyesuaian tarif pasca penurunan harga BBM tersebut.
Meski begitu, kata dia, pihaknya akan mengumpulkan seluruh sopir angkot di Banyuwangi untuk membahas penyesuaian tarif tersebut. Selain itu pihaknya juga melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat terkait penyesuaian tarif angkot ini.
Editor: Antonius Eko