KBR, Bogor - Untuk mengantisipasi tumbangnya pohon yang ada di Kota Bogor, pemerintah kota berencana akan memberikan identitas dan membuatkan Kartu Tanda Pohon (KTP) untuk setiap pohon.
Kepala Bidang Pertamanan DKP Kota Bogor, Dian Herdiawan mengatakan, pembuatan KTP pohon ini hasil tindak lanjut pertemuan antara walikota, pihak kebun raya dan IPB.
"Dan pak wali menginginkan bagaimana caranya jika pohon itu diberikan kartu pengenal. Untuk database pohon, jadi bisa mengetahui mana pohon yang sudah keropos atau tumbang," katanya saat ditemui di kantornya, Rabu (21/01)
Dian menjelaskan, hingga saat ini pihaknya terus gencar memeriksa pohon yang ada, terutama di sepanjang jalan utama Kota Bogor. Bahkan berdasarkan data ada 213 pohon tua dan rawan tumbang di Kota Bogor.
"Setelah melakukan pemeriksaan secara visual ada 213 pohon yang rawan dan 118 pohon sudah ditebang, sisanya masih bisa dirawat," ujanya.
Dian menjelaskan, tidak semua pohon itu tidak bisa sembarang ditebang karena merupakan aset Pemkot Bogor. Untuk itu pihaknya secara berkala melakukan perawatan yang dilakukan berupa prunning atau memangkas dahan sekunder kiri dan kanan.
"Kegiatan ini diharapkan bisa mengurangi beban pohon saat ditiup angin atau terkena hujan deras yang mulai mengalami puncaknya pada bulan ini," jelasnya.
Sementara itu Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, pihaknya sudah menganggarkan untuk program KTP pohon ini.
"Kita akan anggarkan untuk pemberian KTP semua pohon yang ada di Kota Bogor, dan anggarannya ini mencapai Rp 200 juta," imbuh Bima.
Selain membuat KTP untuk pohon, Pemkot Bogor juga akan melakukan pemeriksaan kesehatan pohon-pohon yang ada di Kota Bogor menggunakan alat Sonic Tomografi yang bekerjasama dengan peneliti dan ahli pohon dari Fakultas Kehutanan Pertanian Bogor, (IPB).
"Kita sudah bekerjasama dengan IPB dan draftnya sudah ditandatangani, jadi semua pohon yang ada di Kota Bogor kesehatannya akan diperiksa," terangnya.
Menurutnya, dengan menggunakan alat tersebut, kondisi kesehatan pohon akan diketahui apakah sedang sakit atau sehat, bahkan kondisi dalamnya sudah keropos atau belum. "Draft kerjasamanya dengan peneliti IPB, dan anggarannya pun akan kita siapkan, sebesar Rp 300 juta," kata dia.
Editor: Antonius Eko