Bagikan:

Pengelolaan Pariwisata di NTB Dituding Tidak Ramah Lingkungan

Pengelolaan objek pariwisata di Nusa Tenggara Barat (NTB) dituding kerap mengabaikan kelestarian lingkungan. Pemerintah daerah dianggap lebih memperhatikan sisi komersial semata.

NUSANTARA

Rabu, 07 Jan 2015 18:08 WIB

Author

Turmuzi

Pengelolaan Pariwisata di NTB Dituding Tidak Ramah Lingkungan

Pengelolaan Pariwisata di NTB

KBR. Mataram – Pengelolaan objek pariwisata di Nusa Tenggara Barat (NTB) dituding kerap mengabaikan kelestarian lingkungan. Pemerintah daerah dianggap lebih memperhatikan sisi komersial semata.

Dosen Ekologi, Fakultas Biologi Universitas Mataram, Wayan Suane mencontohkan, pengelolaan objek pariwisata di Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air, Kabupaten Lombok Utara.

Di lokasi itu, perhatian pemda pada kelestarian lingkungan, sangat kurang, bahkan cenderung diabaikan. Padahal di tiga gili tersebut, terutama Gili Meno, terdapat rawa air asin yang dikelilingi hutan bakau, tempak hidup dan berkembang biaknya berbagai spesies burung

“Dari awal sampai sekarang, terasa drastis sekali perubahannya, termasuk juga keanekaragaman burung, jauh berbeda dari yang saya temukan dari awal. KLH (Kementerian Lingkungan Hidup) sendiri tidak berani, termasuk DKKPN (Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional ) yang punya ini,” kata Suane kepada Portalkbr di Mataram, Rabu (7/1).

Ia memperingatkan, jika hal itu terus diabaikan, dua-tiga tahun ke depan, kelestarian alam hutan mangrove termasuk burung-burung yang hidup di rawa air asin Gili Meno akan punah. Kawasan akan gili yang tandus yang di dalamnya hanya terdapat manusia dan  bangunan berjejalan, sehingga tidak menarik lagi bagi wisatawan.

Padahal, kata Suane untuk mendatangkan jutaan wisatawan, tidak harus dengan menyediakan bangunan perhotelan dan penginapan.

“Konsep pengelolaan objek pariwisata yang bisa mendatangkan keuntungan besar, juga bisa dilakukan dengan memelihara dan melestarikan lingkungan alam mangrove termasuk, berbagai spesies burung yang ada di sekitar rawa dan Gili Meno sangat bagus dijadikan objek wisata alam tanpa bangunan yang saya kira tidak akan kalah ramai kunjungan wisatawan mancanegara”,” ujarnya.

Suane menyatakan, dalam pengelolaan pariwisata di NTB masih berkutat soal untung rugi dan mengabaikan kelestarian lingkungan. Ini yang membuat sebagian kepala daerah dengan mudahnya mengeluarkan Izin Mendirikan Bangunan maupun Hak Guna Bangunan bagi para investor.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending