Bagikan:

Niat Berburu Babi Hutan, Warga Muara Enim Malah Dapat Batu Aneh

Maksud hati ingin berburu babi di kawasan hutan perkebunan milik warga, warga di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, malah mendapat tumpukan batu aneh yang menyerupai buah labu dan binatang.

NUSANTARA

Kamis, 22 Jan 2015 21:13 WIB

Niat Berburu Babi Hutan, Warga Muara Enim Malah Dapat Batu Aneh

Niat Berburu Babi Hutan, Warga Muara Enim

KBR, Tanjung Agung  - Maksud hati ingin berburu babi di kawasan hutan perkebunan milik warga, warga di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, malah mendapat tumpukan batu aneh yang menyerupai buah labu dan binatang.

Beberapa batu yang di temukan tersebut berbentuk sangat aneh, seperti batu mirip perenggi (buah labu), ular melingkar, keong jenis kijing, ayam, kura-kura, dan ikan. Sementara dua jenis batu lainnya belum bisa disimpulkan oleh warga. Namun bila sedikit di cermati dua batu tersebut mirip aspak rokok namun ada lobang tembus di tengahnya serta satu batu lagi mirip badan kura-kura.

Batu-batu yang terkesan aneh tersebut ditemukan oleh tiga warga Dusun II, Desa Pagar Dewa, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim, yang hendak berburu babi di hutan. Mereka adalah Agusman, Irhamudin dan Mitra. Batu-batu yang jumlahnya cukup banyak tersebut ditemukan di sekitar Teluk Sawe di sepanjang aliran sungai kecil muara 3 di desa setempat.

Agusman (26), sehari-hari bekerja serabutan dan pada hari itu ia yang pertama kali menemukan batu yang diduga fosil mirip ular, peringgi atau labu, bentuk kijing, kura-kura, ikan dan batu lainnya

"Aku menemukan batu tersebut hari Sabtu (17/1), di sekitar Teluk Sawe masih di wilayah Desa Pagar Dewa itulah. Totalnya ada 9 batu antik," ujar Agus di rumahnya, Kamis (22/1).

Penemuan batu aneh berawal saat pagi itu ia dan ke dua teman nya bermaksud ingin berburu babi di hutan. Namun setelah seharian hingga menjelang petang, tak satu pun menemukan buruan yang diharapkan. Di tengah rasa putus asa karena tidak mendapatkan hasil untuk dijual, maka Agusman berucap di dalam hati saat masih berada di dalam hutan itu.

"Sangat sepi sekali buruan hari ini. Sudah seharian tidak dapat tangkapan. Apa yang harus di makan nantinya. Ya Allah kalau saja diberi rezeki hari ini tentu saya bisa menjual hasil berburu untuk bisa membeli makan hari ini untuk keluarga,” harap Agusman saat itu.

Setelah itu entah kenapa tiba-tiba pandangan mata nya kearah bebatuan di pinggiran sungai kecil yang dilaluinya sebelumnya. ”Seperti ada cahaya mengkilat," ungkapnya.

Agusman menerangkan, penemuan batu-batu tersebut tidak sekaligus. Awalnya kata dia, berjumlah 3 batu yang berbentuk seperti labu, kemudian bongkahan batu lagi berbentuk ular melingkar, dan menyusul lagi berbentuk keong jenis kijing. Kemudian batu-bantu lainnya ia temukan pada hari berikutnya Minggu (18/1) sore hari dan terakhir pada hari Selasa (20/1), hingga total berjumlah 9 batu.

Saat ini lanjut Agus, batu-batu yang ditemukan itu masih tersimpan baik di dalam di rumahnya. Bahkan, batu-batu itu mendapat perhatian dari warga sekitar yang penasaran ingin melihat keunikan dari batu-batu tersebut.

"Pas di temukan batu-batu itu pada hari kedua (Minggu), malam sebelumnya aku mimpi dan diarahkan untuk kembali datang lagi ke lokasi penemuan tersebut," ucapnya.

Agusman mengaku belum tahu akan diapakan batu-batu tersebut. Saat ini, ia hanya ingin merawat dan menyimpannya.

"Belum tahu lah mau diapakan. Kalau nanti mau diminta oleh pemerintah tidak akan saya kasih. Ini merupakan titipan untuk saya dan saya ingin merawatnya. Bahkan, dalam ramalan orang pintar masih ada lagi satu batu yang belum dapat,"akunya.

Ditambahkan Agusman, bahwa kabar penemuan batu dari mulut ke mulut ternyata membawa berkah lainnya. Karena sejak batu tersebut ia temukan dan menyimpannya di rumah, banyak masyarakat yang melihat dan juga memberikan sedikit rezeki yang dimasukkan did alam geok (toples, red.)

Sementara itu, penemuan batu aneh di Desa Pagar Dewa tersebut ternyata juga dialami oleh dua warga lainnya, yakni Desilendra dan Sumarsono. Kedua warga tersebut merupakan petani desa setempat. Menurut penuturan keduanya, batu-batu yang didapatkan tersebut lokasinya masih tak jauh dari penemuan yang pertama.

"Saya juga dapat dua batu, bentuknya ada seperti kaki gajah, dan satunya batu kuning gading. Sebetulnya masih banyak tumpukan batu tersebut di kebun saya, tapi tidak saya bawah ke rumah karena berat dan malah ada yang lebih besar lagi seperti ukuran kerbau," tutur Dessi Lendra.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sumarsono (32). "Aku temukan enam batu antik dan masih berjenis sama seperti, Nanas,Perenggi (labu),Semangka dan Kaki Gajah," tambahnya.

Terkait penemuan ini, Camat Kecamatan Tanjung Agung Rahmad Noviar memperkirakan, batu ini kemungkinan peninggalan masyarakat terdahulu yang ada dan sempat tinggal di Dusun Pagar Dewa. Ia mempersilakan jika ada pihak yang ini meneliti soal batu-batu ini.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending