KBR, Bondowoso – Pelaku industri di Bondowoso, Jawa Timur siap meningkatkan kualitas dan ciri khas dari produk lokal untuk menghadapi era perdagangan bebas ASEAN pada akhir 2015 mendatang,
Pejabat Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan, Deky mengatakan, bakal fokus untuk menguatkan dan meningkatkan kemampuan SDM para perajin. Menurutnya, salah satu cara bisa tetap bertahan dan bersaing di Pasar Bebas ASEAN, adalah dengan mempertahankan ciri khas berbagai produk lokal Bondowoso.
“Diskoperindag sudah mengantisipasi dengan penguatan dan peningkatan skill perajin. Misalnya kuningan dan kerajinan besi kita tingkatkan kualitas dan desain produknya,” kata Deky saat ditemui KBR, Senin (05/01).
Menurut Deki, dari sekian banyak industri yang ada di Bondowoso, hanya beberapa saja yang siap untuk menghadapi MEA diantaranya industri kuningan, batik, kopi, dan pandai besi. Industri tersebut dianggap mampu bertahan karena memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh produk lainnya.
Sementara itu, industri yang dianggap memiliki risiko tinggi untuk bertahan diantaranya industri makanan minuman yang memiliki banyak pesaing. Untuk itu, Diskoperindag terus mendorong para pengusaha untuk meningkatkan kualitas salah satunya dengan pengemasan makanan dan minuman agar menarik.
Berdasarkan data dari Diskoperindag, setiap tahun jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) di Bondowoso meningkat minimal 5%. Saat ini jumlah UMKM dan IKM di Bondowoso mencapai 36 ribu lebih. Angka tersebut meningkat dibanding 2013 yang mencapai 28 ribu.
Editor: Antonius Eko