Bagikan:

Cuaca Ini yang Membuat Senang Pengusaha Kopi

Musim hujan yang menjadi momok sebagian orang, ternyata bisa membawa berkah bagi petani kopi di Jawa Tengah. Hujan menjadi berkah jika dalam intensitas yang tetap dalam kondisi sedang. Intensitas hujan yang tinggi bisa berakibat pada gugurnya bunga kopi,

NUSANTARA

Rabu, 14 Jan 2015 18:05 WIB

Author

Nurul Iman

Cuaca Ini yang Membuat Senang Pengusaha Kopi

Cuaca, Pengusaha Kopi

KBR, Semarang - Musim hujan yang menjadi momok sebagian orang, ternyata bisa membawa berkah bagi petani kopi di Jawa Tengah. Hujan menjadi berkah jika dalam intensitas yang tetap dalam kondisi sedang. Intensitas hujan yang tinggi bisa berakibat pada gugurnya bunga kopi, sehingga produksi kopi akan turun.

Volume ekspor komoditas kopi di Jawa Tengah diperkirakan akan meningkat hingga 35 persen seiring cuaca yang semakin baik di tahun ini. Pada tahun 2014 petani kopi bisa panen antara 8,5-9 juta karung dengan masing-masing karungnya berisi 60 kg, sedangkan tahun ini ditargetkan tercapai panen antara 11-11,5 juta karung.

“Cuaca saat ini sangat sesuai untuk tanaman kopi sehingga kami berharap produksinya bisa meningkat dan volume ekspor juga bertambah," katanya Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jawa Tengah, Moelyono Soesilo, Rabu (14/01).

Kopi merupakan salah satu komoditas yang sangat dipengaruhi oleh cuaca, kata dia. Hujan dengan intensitas besar malah tidak mendukung perkembangan tanaman kopi.

"Kalau awal tahun lalu kan intensitas hujan sangat tinggi bahkan berakibat pada banjir di sejumlah daerah, kondisi ini tidak mendukung bagi tanaman kopi," ujarnya.

Ia menjelaskan, masa tanam kopi mulai dari proses keluarnya bunga hingga pemetikan membutuhkan waktu antara 9-10 bulan. Jika selama masa tersebut cuaca tidak mendukung maka produksi akan merosot. Ia berharap intensitas hujan tetap dalam kondisi sedang, sehingga selama masa tanam hingga panen mendatang kualitas kopi bisa terjaga.

“Sebab selama empat tahun ini produksi kopi di Jateng selalu mengalami fluktuasi mengikuti anomali cuaca yang terjadi. Jika pada tahun 2011 kami mengalami penurunan produksi, maka pada tahun 2012 dan 2013 ada peningkatan produksi, selanjutnya pada tahun 2014 produksi kembali menurun, harapan kami tahun ini bisa kembali naik,” pungkasnya.

Editor: Anto Sidharta

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Kabar Baru Jam 7

Strategi Perempuan Pengemudi Ojol Mengatasi Cuaca Ekstrem (Bag.4)

Arab Saudi Bangun Taman Hiburan Bertema Minyak di Tengah Laut

Menguji Gagasan Pangan Cawapres

Mahfud MD akan Mundur dari Menkopolhukam, Jokowi: Saya Sangat Hargai

Most Popular / Trending